AKARTA, iNewsBekasi.id - Kisah pria asal Inggris bernama Yusuf Derby mantap mengucap dua kalimat syahadat setelah meneliti biografi Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bakal dibahas dalam artikel ini.
Hal tersebut pun menjadi bukti kuat hidayah Islam dapat datang kapan saja dan kepada siapa saja atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sebelum menjadi mualaf, Yusuf menjalani kehidupan seperti pemuda Inggris umumnya yang suka bersenang-senang. Setiap akhir pekan, dia kerap pergi ke bar untuk minum-minum dan berkumpul bersama teman-temannya. Namun, gaya hidupnya berubah sepulang dari liburan.
Dikutip dari kanal YouTube Mualaf Terbaru-KM id, sekira lima tahun lalu Yusuf pergi berlibur ke Yunani. Sebelum berangkat, ia mengunjungi toko buku WH Smith untuk mengisi waktu luang di bandara. Ketika sedang mencari buku, ransel Yusuf tidak sengaja menabrak rak hingga semua buku terjatuh.
Ternyata buku yang berjatuhan itu adalah biografi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang ditulis Barnaby Rogerson. Merasa penasaran, Yusuf pun membuka lembar pertama yang tentang profil Nabi Muhammad. Saat itu dia justru makin tertarik mendalaminya.
"Dan saya membaca halaman kedua, lalu saya membelinya, dan membawanya saat berlibur. Saya membaca buku itu dan saya ingin belajar banyak tentang Islam," kata Yusuf.
Dia memutuskan kembali ke negara asalnya. Sepulangnya liburan dari Yunani, Yusuf langsung mencari masjid terdekat dan mengutarakan niatnya mempelajari agama Islam.
Ketika itu sang imam masjid berkata, "Sejujurnya jalan terbaik untuk memahami Islam adalah dengan menjadi Muslim."
Tanpa berpikir dua kali, Yusuf memutuskan mengikrarkan syahadat di sana. Dia pun makin giat memperdalam ajaran agama Islam. Salah satu yang membuatnya terkesan adalah kisah Hamzah paman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Diceritakan oleh Yusuf, sebelum menjadi Muslim, Hamzah sering minum minuman keras dan menjalani hidup yang keras. Dia kemudian berziarah mendatangi tempat terjadinya Perang Uhud. Ketika itulah dia merasakan dorongan emosional yang kuat.
Saya merasa sangat emosional dan air mata mengalir di wajah saya dan saya tidak bisa menghentikannya dan saya tidak tahu mengapa," ujar Yusuf.
Saking menyentuhnya kisah Hamzah, Yusuf sampai memberi nama putrinya yang terkait dengan Hamzah, yakni Safiyya. Kini Yusuf telah menjadi seorang mualaf yang taat beragama dan giat mempelajari agama Islam.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Eka Dian Syahputra