JAKARTA, iNewsBekasi.id - Hidayah Islam bisa datang kepada siapa saja, di mana saja dan siapa saja atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah yang dialami Fatih atau pria yang terlahir dengan nama Dominikus Sandang merasakan betul Allah Azza wa Jalla telah menuntunnya ke jalan Islam.
Walau dia sebelumnya pernah berucap tidak akan memeluk agama yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam ini.
"Tidak mungkin saya masuk Islam! Untuk apa saya masuk islam? Saya sudah merasa nyaman kok di sini," ujar Fatih dalam video yang diunggah kanal YouTube Laskar Tujuh Langit, dikutip pada Jumat (9/9/2022).
Tapi apa daya, Allah Subhanahu wa ta'ala menggerakkan hati Fatih untuk percaya pada kebenaran Islam. Ia mulai memercayai Islam setelah terlibat perdebatan dengan dua temannya.
Dua teman Fatih itu memberikan segala jawaban yang selama ini menjadi keraguan di dalam dirinya. Dia pun makin yakin pada ajaran agama Islam dan mantap mengucap dua kalimat syahadat.
Dari video unggahan ini, Fatih tampak begitu terharu saat hendak bersyahadat. Air matanya terus-menerus mengalir.
"Asyhadu Alla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan 'Abduhu wa Rasuluh. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, aku bersaksi Nabi Muhammad adalah rasul dan hamba Allah," ucap Fatih.
Kisah mualaf Fatih menjadi kabar bahagia bagi orang-orang sekitarnya. Termasuk salah satu netizen yang mengetahui keislaman Fatih. Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan hadiah berupa paket umrah gratis.
"Alhamdulillah Fatih ini mendapat hadiah ya dari seorang penonton channel Laskar Tujuh Langit. Memberikan Fatih hadiah umrah," kata pembawa acara Muhammad Ilham.
Kebahagiaan itu juga menyelimuti keluarga Fatih atau Dominikus Sandang. Meskipun orangtuanya masih menganut agama lama, mereka mendukung penuh keputusan Fatih menjadi mualaf.
Bahkan, sang ibu rela menyediakan menu sahur maupun buka puasa untuk anaknya yang sudah berstatus Muslim. Ayahnya juga menganggap perbedaan antara mereka sebagai bentuk toleransi antar-umat beragama.
"Mamak tanya, kapan sahurnya? Kapan sahurnya? Saya terkejut. Saya bilang sekitar jam 2. Mamak terima kok katanya, itu kan udah pilihan, mamak menghargai itu. Bapak saya bilang enggak apa-apa beda keyakinan, tetapi tetap toleransi," tutur Fatih.
Dirinya juga tidak perlu risau untuk beribadah di rumah. Ibunya tidak keberatan jika Fatih harus melaksanakan sholat tepat di sampingnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Eka Dian Syahputra