"Ponirah eleko jenenge kok dicatet (namanya jelek. Kok dicatat)," lanjutnya.
Ponirah menceritakan jika dirinya mempunyai 16 anak. Namun, semuanya pergi.
"Lungo, numpak motor mabur (pergi naik pesawat terbang)," kata dia.
Ketua RT setempat bernama Khoirul mengatakan, dari keterangan warga, dulunya Ponirah bekerja sebagai tukang pijat keliling. Lantaran usianya sudah sepuh maka dia tidak lagi memijat.
"Dia menjadi pengumpul plastik bekas, botol plastik kemudian dibawa ke rumah untuk dijual lagi," kata Khoirul.
Kondisinya semakin memburuk sejak kandang kambingnya terbakar. Akibat kejadian itu, kambing dan sapi peliharannya mati terbakar. Perabot dapur di rumahnya pun ludes terbakar.
Lantaran semakin tua, dia tak sanggup menjual plastik bekasnya. Alhasil, seluruh plastik yang dikumpulkan menumpuk di depan dan di dalam rumahnya.
Editor : Eka Dian Syahputra