LONDON,iNews.id - Sejumlah siswa Muslim sholat di luar dalam cuaca dingin viral dan memicu kemarahan publik Inggris. Para siswa melakukan hal itu setelah seorang guru mengatakan mereka tidak bisa sholat di kelas.
Video itu menunjukkan sejumlah murid laki-laki di Oldham Academy North melakukan shalat Jumat di luar sekolah. Ini memicu reaksi kemarahan di media sosial setelah seorang guru perempuan diklaim mengusir mereka keluar dari kelas.
Dalam video itu, sekitar delapan anak laki-laki terlihat bersujud di trotoar, sementara seorang staf sekolah yang mengenakan jaket terlihat mengawasi mereka.
Setelah selesai sholat, anak laki-laki yang masih memakai blazer dan sepatu sekolah, segera berdiri dan mulai mengambil tas sekolah mereka.
Rekaman itu memicu kemarahan yang meluas, dengan sejumlah netizen menggambarkan adegan itu sebagai sesuatu yang menyedihkan dan menjijikkan.
Seorang mantan siswa yang berbicara kepada The Oldham Times mengatakan para siswa laki-laki itu sedang sholat selama istirahat makan siang pada hari Jumat di sebuah kelas ketika seorang staf sekolah 'meminta mereka untuk pergi'.
Para murid kemudian tidak memiliki pilihan lain selain melakukan shalat dalam cuaca dingin karena sekolah tidak menyediakan ruang shalat yang layak.
Laporan lain yang dibagikan oleh Asian Image tampaknya menguatkan laporan ini, di mana seorang murid yang mengaku pelaku dalam peristiwa itu mengatakan seorang guru yang 'marah' memberi tahu kelompok itu bahwa mereka tidak diizinkan untuk sholat di ruangan tempat mereka berada.
"Kami sedang sholat Jumat dan seorang guru masuk dan memberi tahu kami bahwa kami tidak diizinkan untuk sholat di ruangan itu dan dia membanting pintu dan tampak marah," jelas siswa.
"Kami telah memiliki mushola untuk waktu yang lama, guru mengizinkan kami pergi ke sana untuk salat," imbuhnya seperti dilansir dari Daily Mail, Minggu (5/12/2021).
Sejak itu pihak sekolah Oldham Academy North menjelaskan bahwa para siswa tidak dapat shalat di dalam karena banjir besar yang menyebabkan kerusakan serius dan menutup 15 ruang kelas.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah video itu menjadi viral, sekolah mengeluarkan permintaan maaf sepenuh hati dan mengkonfirmasi penyelidikan telah diluncurkan.
"Awal minggu ini foto-foto di media sosial mulai beredar tentang siswa di Oldham Academy North yang shalat di luar," kata seorang juru bicara sekolah dalam sebuah pernyataan.
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus. Kami bangga dengan keragaman kami dan tidak pernah, dan tidak akan pernah, menghentikan siswa untuk shalat atau meminta mereka untuk shalat di luar," sambungnya.
"Sementara kami selalu berusaha untuk menyediakan fasilitas doa yang sesuai di akademi, kami bekerja dengan Forum Antar Agama Oldham dan Dewan Oldham untuk mengatasi kekhawatiran yang disebabkan oleh masalah ini."
"Di The Oldham Academy North, kami menganggap keragaman kami sebagai kekuatan terbesar kami. Kami akan selalu melakukan segala daya kami untuk memastikan siswa, staf, dan komunitas kami diberi kesempatan terbaik dalam hidup."
Sementara itu para pemimpin Muslim di masyarakat sejak itu berjanji untuk bekerja lebih erat dengan sekolah untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
"Ketika kami diberitahu tentang masalah yang diangkat di Oldham Academy North, kami bertindak cepat untuk berbicara dengan sekolah untuk memahami apa yang telah terjadi," kata Ketua Dewan Oldham, Arooj Shah.
"Setelah berbicara dengan para pemimpin sekolah, saya senang mereka telah meminta maaf kepada mereka yang terkena dampak dan akan menulis surat kepada orang tua untuk menjelaskan," sambungnya.
"Oldham adalah wilayah yang bangga serta beragam dan saya tahu bahwa Oldham Academy North melihat ini sebagai kekuatan untuk sekolah," ujarnya.
"Kami akan melanjutkan pembicaraan dengan sekolah seputar masalah ini untuk menyelidiki situasi dengan benar," ucapnya.
Sementara itu pejabat Pengembangan Dewan Masjid Oldham, Mufti Helal Mahmood, mengatakan: “Kami akan bekerja sama dengan Oldham Academy North untuk memastikan insiden seperti ini dapat dihindari di masa depan."
"Kami memiliki sejarah yang kuat di Oldham dalam bekerja bersama di berbagai komunitas dan agama," sambungnya.
"Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah ketika masalah muncul tetapi bekerja melalui mereka dalam kemitraan untuk mencapai resolusi damai," tukasnya.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar