Patar (40) terus bersiaga di depan rumahnya, bersama istrinya, Sunani (35), dan satu putrinya yang masih berusia lima tahun. "Kami semalam berada di pengungsian di SD Negeri 4 Supiturang. Habis ini kami kembali ke pengungsian," ujarnya.
Dia mengaku masih merasa takut dengan peristiwa terjangan material vulkanik letusan Gunung Semeru, pada Sabtu (4/12/2021) sore. Semburan abu vulkanik yang turun bersama hujan, membuatnya trauma.
Kala itu Patar berada di rumah bersama puterinya, sementara istrinya mengikuti pengajian. Terdengar suara gemuruh dari Besuk Kobokan, yang hanya berjarak sekitar 1 km dari rumahnya.
"Saya pikir seperti terjadi tahun lalu, di sini hanya hujan abu saja. Ternyata saya lihat ke arah utara, langitnya sudah gelap gulita. Langsung saya gedong puteri saya, naik motor menjemput istri dan mengungsi," ungkapnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta