Baru kali ini menurutnya rumahnya diterjang hujan material vulkanik seperti ini. Kejadian-kejadian sebelumnya, tidak sampai seperti ini. Kalaupun ada erupsi hanya hujan abu vulkanik tipis saja.
Sunani bercerita, saat itu sudah tidak sempat membawa apa-apa. Bahkan rumahnya saja tidak terkunci. "Semua lari menyelamatkan diri. Kami ketakutan, karena sudah turun hujan lumpur seperti mau kiamat," katanya.
Hal yang sama juga dirasakan Ali (35). Warga Dusun Sumbersari ini, lari bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri. Ternak sapi miliknya harus ditinggalkan begitu saja di kandangnya.
"Karena takut langitnya hitam pekat dan turun hujan lumpur, kami lari menyelamatkan diri saja. Tadi pagi kondisinya sudah mulai cerah, makanya ini saya sempatkan mengambil sapi ternak saya," ujar Ali, Minggu (5/12/2021) siang.
Kondisi sapinya sangat memilukan, hidungnya terluka dan mengalami stres karena ketakutan berada di kandang akibat hujan abu. "Ini (Sapi) harus kami selamatkan, karena aset keluarga. Jadi tabungan juga," ungkapnya.
Upaya untuk menghentikan warga yang kembali ke rumahnya, terus dilakukan oleh petugas gabungan dari Polsek Pronojiwo, Koramil Pronojiwo, Kompi 4 Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim, serta para relawan.
Warga tidak diperkenankan untuk kembali ke rumahnya masing-masing, karena kondisinya masih sangat rawan. Dari arah Gunung Semeru, masih terlihat awan pekat, dan beberapa kali terjadi erupsi.
"Ini tadi kami lakukan patroli keamanan, dan kami dapati warga berupaya mengevakuasi barang-barangnya termasuk pakaian untuk dibawa ke pengungsian. Makanya kami berikan bantuan, agar mereka tidak kembali lagi masuk zona berbahaya," ungkap Danki 4 Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim, AKP Nono Subagio.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta