“Gue jalani hidup sebagai seorang wanita tuh gue menderita om Ded. Gue harus gimana berusaha jalani yang bukan diri gue tapi gue mau ngeluh ke siapa,” katanya
Selain itu, Aprilio juga harus besar hati untuk mengenakan pakaian perempuan. Mulai dari hak tinggi, make up, hingga pakaian dalam. Hal tersebut terpaksa dijalani meski Aprilio tidak menyukainya.
“Dari TK, SD, SMP, SMA pakai hak tinggi, pakai make up, pakai dalaman, bra,” ucap Aprilio.
Saat itu, Aprilio mengaku tidak bisa berbuat banyak. Selain hidup di daerah terpencil dan jauh dari perkotaan, ekonomi keluarganya yang sulit pun tak bisa membiayainya untuk periksa ke dokter. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk diam dan menjalani hidupnya.
“Hidup di daerah terpencil, serta kekurangan biaya, gue lebih memilih diam karena tidak punya cukup bukti untuk membuktikan dirinya lelaki,” ujarnya.
Hingga akhirnya, Aprilio merasa tidak nyaman menjalani hidup menjadi tentara perempuan. Dia pun memutuskan untuk mengungkapkan penyakit yang diidapnya, yaitu hipospadia kepada atasannya. Dia juga meminta untuk tidak ditempatkan di asrama tentara perempuan.
Akhirnya pihak TNI yang juga saat itu dibantu oleh KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa membantu proses pemeriksaan kelamin Manganang. Terbukti, Aprilio adalah lelaki sejati dan bukan perempuan
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta