BEKASI, iNewsBekasi.id - Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan digelar hari ini 10 Desember 2022. Prosesi akad nikah dilangsungkan di Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo, Royal Ambarrukmo, D.I Yogyakarta.
3 Larangan Tamu Ketika Ingin Hadiri Pernikahan Kaesang dan Erina:
3. Dilarang Membawa Kendaraan Pribadi
Tamu undangan dilarang untuk membawa kendaraan pribadi. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya kemacetan saat acara akad pernikahan Kaesang dan Erina.
Tak perlu khwatir, untuk tamu undangan telah disiapkan transportasi khusus untuk menuju lokasi. Seperti, bus, besk, dan andong.
2. Dilarang Membawa Amplop
Selanjutnya, tamu undangan dilarang membawa amplop untuk menhadiri pernikahan Kaesang dan Erina. Adapun alasannya, karena pihak keluarga tidak ingin merepotkan tamu undangan.
Cukup dengan kehadiran tamu undangan saja, pihak keluarga sudah sangat bahagia atas kehadirannya.
1. Dilarang Pakai Batik Motif Lereng dan Parang
Penting, tamu undangan dilarang keras pakai batik bermotif Parang Lereng pada saat resepsi pernikahan Kaesang-Erina berlaku akan menghadiri pesta Ngunduh Mantu di Pura Mangkunegaran, pada Minggu 11 Desember 2022.
Juru Bicara Pernikahan Kaesang-Erina, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pantangan tersebut datang dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro (MN) X.
Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, batik parang merupakan salah satu motif tertua. Parang berasal dari kata pereng, maknanya adalah 'lereng'. Pereng atau perengan merepresentasikan garis menurun secara diagonal.
Situs Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menuliskan, Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan raja Mataram Islam yang memerintah pada tahun 1613-1645. Pada masa Mataram Islam, motif parang hanya boleh digunakan oleh para raja dan keturunannya (sentana).
Seiring waktu berjalan, masyarakat juga menggunakan batik dengan motif parang. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, aturan penggunaan motif batik tersebut mengalami pelonggaran.
Namun, motif parang masih menjadi motif yang ditinggikan di lingkungan Keraton Surakarta, Yogyarakta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Selain motif tertua, parang juga mengandung makna yang mendalam. Motif tersebut melambangkan petuah untuk tidak pernah menyerah. Hal tersebut layaknya ombak di lautan yang tak pernah berhenti bergerak.
Motif bataik parang memiliki makna jalinan yang tidak pernah terputus. Hal tersebut tampak dari bentuk seperti "S" yang tak terputus. Jalinan tak terputus tersebut berkaitan dengan upaya memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, dan jalinan kekeluargaan.
Garis diagonal menjadi lambang penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan terhadap nilai yang sebenarnya. Pola parang memiliki dinamika yang disebut sebagai lambang ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antarpekerja.
Sesuai perkembangan zaman, batik parang memiliki beragam jenis, yaitu parang barong, parang kusumo, parang rusak, parang curigo, parang pamor, parang tuding, parang centung, parang klitik, dan masih banyak lagi.
Semua jenis parang ini sudah mempunyai makna sendiri. Masing-masing berbeda penggunaannya yang menunjukkan status orang yang memakainya.
Editor : Fatiha Eros Perdana