Tantri dipercaya mengelola siaran radio perjuangan yang mengudara setiap malam. Pada 10 November 1945, suara Tantri membacakan pidato perjuangan berbahasa Inggris menggema dengan sangat lantang.
“Aku akan tetap dengan rakyat Indonesia, kalah atau menang,” kata dia sebagaimana tertuang dalam bukunya bertajuk Revolt in Paradise.
Dia lalu dikenal sebagai “Surabaya Sue” (atau Penggugat Surabaya) oleh pers di Singapura, Australia, dan Belanda.
K’tut Tantri mendapat anugerah dari pemerintah Indonesia pada tahun 1998 berupa Bintang Mahaputera Nararya. Penghargaan itu bukan hanya diterimanya karena sudah membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia, melainkan juga karena perjuangan dan jasanya sebagai wartawan dan pegawai di Kementerian Penerangan tahun 1950. K’tut Tantri meninggal dunia pada 27 Juli 1997 di sebuah panti jompo di Sydney, Australia.
Editor : Eka Dian Syahputra