JAKARTA, iNewsBekasi.id - Bagi sebagian orang istilah freegan mungkin masih terdengar asing. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan, ternyata gaya hidup freegan telah diterapkan di Singapura.
Lantas, apa itu Freegan dan bagaimana kehidupan orang-orang yang menjalaninya?
Dilansir dari Okezone, freegan memiliki makna sebagai perilaku untuk membatasi sesuatu yang dapat dibeli, termasuk makanan, pakaian hingga kebutuhan material lainnya.
Pelaku freegan mencoba menggunakan lagi apa yang dibuang orang lain untuk mengurangi pemborosan dan menghemat uang. Apabila hendak memenuhi kebutuhannya, daripada membeli yang baru, mereka lebih memilih untuk mencarinya di tempat sampah atau sistem barter dengan orang lain.
Selain itu, kegiatan ini bahkan dilihat beberpa orang sebagai gerakan politik yang menolak sistem ekonmi kapitalistik, overproduksi serta pemborosan. Tidak lupa, demi menghindari perilaku konsumerisme.
Ini pun berawal di San Francisco pada 1990-an dan kelompok freegan terorganisir pertama dibentuk pada 2003 silam di New York City. Grup freegan pertama di Singapura didirikan dengan Mr Daniel Tay pada 2017.
Pun tak sedikit persepsi yang salah terkait gaya hidup freegan. Menurut salah satu freegan di Singapura, Xin Yi, freegan kerap dianggap sebagai gaya hidup yang kotor karena memakai sesuatu yang memang seharusnya sudah tidak pantas dan harus dibuang.
Editor : Eka Dian Syahputra