BEKASI, iNewsBekasi.id - Sudah sepekan banjir merendam 19 kecamatan di wilayah Kabupaten Bekasi. Akibatnya, banyak warga terisolir banjir membutuhkan bantuan logistik dan makanan.
Terparah, korban banjir Muaragembong tak sedikit yang kelaparan.
Dilansir dari SINDOnews, kecamatan Muaragembong jadi wilayah terparah yang dilanda banjir di wilayah Utar Bekasi. Tak hanya luapan sungai Citarum dan Kali Ciherang, itensitas hujan yang tinggi menjadikan pemukiman warga terendam banjir mencapai satu meter.
”Warga butuh bantuan air bersih, makanan dan pemeriksaan kesehatan. Sebagian warga yang bertahan dirumah ada yang kelaparan,” kata Sekretaris Desa Pantai Harapanjaya, Murdani kepada wartawan, Jumat (3/3/2023).
Dia mengungkapkan, tiga desa di Kecamatan Muaragembong yang terendam banjir parah akibat luapan Kali Ciherang ini adalah, Desa Pantai Harapanjaya, Pantaimekar dan Jayasakti. Ketinggian air mulai dari 50 sentimeter, hingga 1 meter.
”Jalan Penombo menuju kantor Desa Pantai Harapanjaya sudah tidak bisa dilalui kendaraan, terkecuali kendaraan besar. Terpaksa kita gunakan perahu,” ungkapnya.
Walau sudah seminggu dilanda banjir, warga tetap memilih bertahan di rumahnya masing-masing. Akibatnya, banyak dari warga yang terdampak banjir itu mulai terserang penyakit.
”Warga memilih bertahan dirumah kalau tenda darurat ada di kantor desa,”katanya.
Camat Muaragembong, Lukman Hakim menuturkan, terdapat sekitar 1.100 kepala keluarga yang terdampak banjir akibat intensitas hujan yang tinggi serta luapan Kali Ciherang sejak sepekan yang lalu. ”Kemungkinan korban banjir bertambah,” ucapnya.
Tim kesehatan dari Puskesmas Muaragembong juga telah melakukan pengecekan kesehatan di beberapa titik permukiman warga yang kebanjiran. Hasilnya, banyak warga yang sudah terserang penyakit gatal-gatal.
Banjir di tiga desa di pesisir Kabupaten Bekasi juga meredam akses jalan darat. Sehingga aktivitas warga sejak sepekan yang lalu menjadi terhambat. ”Sehingga korban banjir di sini masih membutuhkan bantuan, terutama makanan dan air bersih,” tandasnya.
Editor : Eka Dian Syahputra