MEDAN, iNews.id - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi marah-marah hingga menjewer telinga seorang pelatih biliar Sumut, Khoirudin Aritonang atau Choki.
Aksi marah-marah itu terjadi saat acara pemberian tali asih kepada kontingen PON Sumatera Utara di Aula Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Senin, (27/12/2021) dan sempat terekam kamera dan kemudian viral di jagad maya.
Pelatih yang menjadi sasaran kemarahan Edy adalah Khoirudin Aritonang alias Choki dari Tim Biliar Sumut. Dia dipanggil ke depan podium dan dijewer telinganya hanya karena tak tepuk tangan saat Edy Rahmayadi berpidato di depan kontingen PON Sumut.
Edy awalnya menyampaikan motivasi agar para atlet dapat membawa kejayaan untuk Sumut. Dia mengatakan jika Sumut sudah berjaya, atlet bisa mengambil apa pun yang diinginkan.
Pernyataan Edy itu kemudian disambut tepuk tangan peserta yang hadir dalam kegiatan itu. Namun Edy melihat Choki yang tidak tepuk tangan dan langsung memanggilnya.
"Yang pakai kupluk itu siapa? Yang baju kuning. Kau berdiri. Kenapa kau tak tepuk tangan? Sini, sini," kata Edy dalam video itu.
Setelah Choki maju ke depan, Edy menanyakan posisi dia di kegiatan itu. Choki kemudian menjawab bahwa dia adalah pelatih cabang olahraga biliar.
"Pelatih tak tepuk tangan. Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy sambil menjewer pelatih biliar itu.
Setelah mendapatkan jeweran, Choki langsung turun dari podium dan pergi meninggalkan Edy. "Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah di sini," sambung Edy.
Edy kemudian menjelaskan alasan dirinya menjewer pelatih biliar tersebut. Dia mengatakan menjewer sebagai tanda sayang. "Jewer sayang itu," ujar Edy, Selasa (28/12/2021).
Namun Choki merasa aksi sang Gubernur telah mempermalukan dirinya. Ia juga menyebut kemarahan Edy tak relevan.
"Marah-marah, maki-maki tak nyambung, itu kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju, ya bagus, ini kan tidak," ujar Choki.
Choki juga mengaku bingung kenapa dirinya harus tepuk tangan saat Edy bicara. Choki mengatakan hal disampaikan Edy biasa saja sehingga dia tidak bertepuk tangan.
"Aku bingungnya apa yang harus ditepuktangankan dari Beliau? Toh, semua-semuanya biasa saja, jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan jadi kena marah di depan orang ramai?" ucapnya.
"Bukan aku saja yang dimaki, hampir semua orang di ruangan itu dimarah-marahinya," tuturnya.
Dia menyebut biliar jarang mendapat perhatian dari Pemprov Sumut. Choki mengatakan hal ini menjadi salah satu alasan cabang biliar tidak mendapatkan medali emas saat PON Papua yang lalu.
"Minus perhatian terhadap dunia olahraga, tapi gila hormat dan tepukan tangan dari pegiat olahraga. Hal spektakuler apa dibuatnya sehingga penting kali tepuk tangan?" tandasnya.
Editor : Eka Dian Syahputra