BEKASI, iNewsBekasi.id - Rokus Bernardus Visser, atau dikenal sebagai Idjon Djanbi, dianggap sebagai 'bapak' dari Kopassus. Awalnya, dia bergabung dengan pasukan komando Belanda dan melanjutkan pendidikannya di Pasukan Khusus Air Service (SAS) Inggris.
dalam sebuah buku 'Kopassus untuk Indonesia - Profesionalisme Prajurit Kopassus', setelah meraih sukses dalam karir militer, Rokus Bernardus Visser atau Idjon Djanbi diberi kesempatan untuk mengambil pendidikan perwira.
Ia bergabung dengan Angkatan Darat Kerajaan Belanda-Koninklijke Lerger (KL) sebelum ditugaskan ke Indonesia untuk membantu memukul mundur pasukan Jepang.
Setelah Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, Idjon Djanbi belum sempat datang ke Indonesia karena Belanda mencoba untuk mengambil alih kembali Indonesia. Ia ditugaskan untuk melatih penerjun payung di School Opleiding Parachutisten (Sekolah Penerjun Payung) milik Belanda di Kota Hollandia (sekarang Jayapura).
Namun, Idjon Djanbi telah jatuh cinta kepada Indonesia. Setelah meminta anak dan istrinya untuk ikut dengannya, ia pulang ke Inggris dan akhirnya berangkat ke Indonesia untuk memulai karir militernya.
Setelah istrinya menolak untuk ikut ke Indonesia, Idjon Djanbi memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan melanjutkan tugasnya sebagai instruktur penerjun payung di Batujajar, setelah sekolahnya dipindahkan. Kali ini, pasukannya berganti nama menjadi Korps Speciale Troepen-Pasukan Komando Belanda (KST).
Ia terus melatih penerjun payung dengan gigih hingga Belanda akhirnya melepaskan kekuasaannya atas Indonesia berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB).
Setelah itu, Idjon Djanbi memilih untuk pensiun dari militer dan menetap di Indonesia sebagai warga sipil, namun dia tidak jadi pensiun karena Kolonel A.E. Kawilarang memintanya untuk melatih Kopassus.
Editor : Fatiha Eros Perdana