BEKASI, iNewsBekasi.id - Menukar uang menjelang Lebaran 2023 sudah mulai terlihat. Menukar dari uang pecahan besar menjadi pecahan kecil. Nah apa hukumnya tukar menukar uang seperti itu?
Hukum tukar menukar uang pecahan besar ke pecahan kecil atau receh hukum asalnya dibolehkan selama dilakukan secara tunai atau transaksi di tempat sekali waktu itu. Lalu, jumlah ang ditukar sama nilainya, tidak ada kelebihan atau pengurangan.
Tukar menukar uang menjelang Lebaran menjadi tradisi di masyarakat, namun ada kelebihannya atau pengurangannya dan ini termasuk riba.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan,
فَمَنْ زَادَ أَوِ اسْتَزَادَ فَقَدْ أَرْبَى الآخِذُ وَالْمُعْطِى فِيهِ سَوَاءٌ
“Siapa menambah atau meminta tambahan, maka ia telah melakukan transaksi riba. Baik yang mengambil maupun yang memberinya sama-sama berada dalam dosa."
Menukar uang dengan takaran yang berbeda hanya karena beda kualitas termasuk RIBA FADHL. Meskipun ada sebagian ulama yang membolehkan, namun alangkah baiknya mengambil langkah hati-hati.Keluar dari khilaf ulama, keluar dari syubhat (keraguan).
Lantas bagaimana solusinya?
Silakan lebih aman bisa tukar di bank atau tukar dengan saudara, teman dengan jumlah yang sama dan tunai di tempat, bukan di tempat jual beli-tukar uang baru.
Jika ingin memberi sesuatu sebagai wujud terima kasih (upah), semata-semata itu dari keridhoan dan inisiatif penerima tanpa ada ketentuan atau permintaan awal dan di akad-kan di transaksi yang berbeda (dan harus sama tidak pandang nominal jika ia memberi nilai jasa).
Jika hal jasa tersebut sudah dari ketentuan transaksi sekian, maka jelas itu riba.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta