JAKARTA, iNewsBekasi.id - Orang jaman dulu kerap menuturkan "Lihat bibit, bebet bobotnya apabila mencari jodoh". Namun, dengan pendidikan sekarang anak-anak tetap dapat jadi pintar. Walau begitu, tak dipungkiri kepintaran anak diturunkan dari orang tua mereka.
Bahkan, penampilan anak pun pastinya begitu dipengaruhi orang tua mereka. Inilah yang bikin influencer sekaligus pengusaha asal Meksiko, menawarkan embrionya untuk dijual senilai USD 2 juta atau Rp29,8 miliar.
Seperti yang dilansir dari laman odditycentral melalui Okezone, Influencer bernama Poncho de Nigris tersebut, memicu kontroversi usai mengklaim sedang mempertimbangkan untuk menjual dua embrio yang dia dan istrinya selamatkan untuk berjaga-jaga. Adapun tujuan yakni untuk orang-orang yang memiliki jaminan bayi yang tampan.
Dia pun mengatakan, kualitas embrio tersebut sangat 'terjamin' dan mereka akan membantu 'memperbaiki keturunan'. Karenanya dia berpikiran tidak adil untuk memberikannya begitu saja.
Seperti yang dilansir dari laman odditycentral, Influencer bernama Poncho de Nigris tersebut, memicu kontroversi setelah mengklaim bahwa tengah mempertimbangkan untuk menjual dua embrio yang dia dan istrinya selamatkan untuk berjaga-jaga. Adapun tujuan yakni untuk orang-orang yang memiliki jaminan bayi yang tampan.
Dia pun mengatakan, kualitas embrio tersebut sangat 'terjamin' dan mereka akan membantu 'memperbaiki keturunan'. Karenanya dia berpikiran tidak adil untuk memberikannya begitu saja.
Sebagai gantinya, Influencer tersebut dilaporkan berencana untuk menagih pasangan yang tertarik dengan harga sebesar USD 2 juta atau sekitar Rp29,8 miliar, untuk masing-masing dari dua embrio beku tersebut.
Kabarnya, Influencer berusia 46 tahun itu percaya, bahwa akan ada banyak peminat untuk embrionya yang sudah dibuahi, karena gennya yang hebat, dan sudah terlihat pada empat anak yang dia miliki bersama sang istri, Marcella. Selain itu, de Nigris juga mengklarifikasi, bahwa kedua embrio tersebut adalah perempuan dan memiliki kualitas terbaik, berdasarkan studi genetik yang dilakukan pada embrio tersebut.
Editor : Eka Dian Syahputra