JAKARTA, iNewsBekasi.id - Seorang pemilik kelab malam di Australia, bernama Carlo memutuskan jadi mualaf usai bertemu dengan teman Muslim. Temannya pun membawanya lebih mengenal Islam sebagai tujuan hidup yang dicarinya.
Usai menjadi mualaf, Carlo mengganti namanya jadi Ahmad, sebagai salah satu tanda dia merupakan bagian dari Muslim. Saat ini pria bertubuh besar tersebut telah 25 tahun menjadi orang Islam.
"Subhanallah, sudah lebih dari 25 tahun aku menjadi Muslim," ucap Carlo seperti dikutip dari kanal YouTube Ape Astronaut melalui Okezone.
"Jadi, aku harus katakan bahwa Islam adalah sesuatu yang aku cari sejak muda, tanpa mengetahui itu," tambahnya.
Dia menceritakan awal mula mengenal Islam sampai akhirnya memutuskan menjadi mualaf. Berawal saat mengenal seorang pria bernama Sa'adi yang berasal dari kelompok The Arabs, komunitas Arab di Sydney.
Ketika itu tidak ada permasalahan, walau mereka berbeda keyakinan. Hingga suatu hari, Carlo tiba-tiba ingin menghentikan musik di kelab malam miliknya. Padahal saat itu sedang ramai, namun dirinya menginginkan untuk tidak melanjutkannya.
Selanjutnya saat sedang bersama Sa'adi tiba-tiba Carlo terdiam seperti sedang kesurupan. Hal yang dirinya ingat saat itu melihat sekelompok orang berbaju putih sedang menghadap sebuah bangunan kotak bewarna hitam.
"Lalu Sa'adi bertanya kepadaku, 'Kamu seperti sedang kesurupan?' Aku pun menjelaskan apa yang terlihat saat itu," terangnya.
Bukan hanya di situ saja, Carlo juga menceritakan pengalaman aneh tersebut kepada neneknya.
"Lalu aku menceritakan kepada nenekku. Nenek mengatakan bahwa itu adalah cara orang Islam berdoa dan menghadap Kakbah di Makkah. Apa itu Makkah? Aku tidak tahu," ujarnya.
Kemudian suatu hari ada momen yang membuatnya mengunjungi Masjid Lakemba di Australia. Saat di dalamnya, hati Carlo merasa damai dan nyaman. Perasaan tersebut belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Aku merasakan sesuatu yang ada di luar nalar seperti kedamaian. Aku merasakan kedamaian sejati. Setengah tahun kemudian aku masuk Islam," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Eka Dian Syahputra