Operasi vaginoplasty atau peremajaan vagina sendiri memang tengah populer di seluruh dunia. Prosedur ini melibatkan pengencangan otot-otot vagina untuk mengubah panjang atau lebar saluran vagina dan sering dilakukan untuk meningkatkan kenikmatan seksual atau mencegah inkontinensia.
Spesialis kesehatan intim Dr Shirin Lakhani mengakui bahwa operasi vaginoplasty memang tengah berkembang pesat. Meski demikian, Dr Lakhani menyebut ada risiko yang besar terkait anestesi, perdarahan, infeksi, dan jaringan parut oleh pasiennya.
Sementara itu, menurut studi Amerika Serikat tahun 2020, 52 persen wanita yang melakukan operasi vagina karena mereka tidak menyukai penampilan vagina mereka. Sementara 38 persen menyebutkan ketidaknyamanan seksual dan 37 persen ingin meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta