BEKASI, iNewsBekasi.id - Nasib pilu menimpa bocah SD bernama Fatir Arya Adinata atau FAA (12) kaki diamputasi gegara jadi korban bully teman sekelas.
Namun wakil Kepala Sekolah sekaligus guru wali kelas ngotot membantah dengan tegas kalau Fatih sebagai korban perundungan.
Sebelumnya, Fatir menjadi korban perundungan di SDN 09 Swadaya Jatimulya Tambun Selatan, Kabupaten Selatan pada Februari 2024. Kaki kiri korban mengalami luka kebab oleh trman-trmannya hingga harus kakinya diamputasi.
Sementara itu menurut Sukaemah wali kepala sekolah menyebut, Fatir bukanlah korban pembullyan atau perundungan. Melainkan korban sedang bercanda dengan teman-temannya.
Para pelajar yang masih anak-anak ini sedang main biasa antara korban dan tetduga pekaku. Pelaku diduga iseng menjegal korban hingga terjatuh.
Maka dari itu, sang guru membantah dengan tegas kalau Fatir bocah SD tersebut jadi korban perundungan. Menurutnya, Fatir dan teman-temannya saat itu sedang bercanda.
"Mereka masih masuk, bercanda-bercanda main terus jajan. Jadi kalau dikatain perundungan atau kekerasan itu terlalu jauh ya," ucap Sukaemah.
"Mereka selengkatan kaki ke Fatir terus jatuh, " tambahnya.
Selama seminggu, korban masih masuk ke sekolah dan main dengan teman-temannya. Namun setelah itu, korban merasakan rasa sakit di bagian lututnya hingga kakinya harus diamputasi.
Lanjut sang wakil Kepsek, jika pun ada tindakan perundungan pasti korban sendiri akan laporkan, sementara anak-anak SD dan Fatir sendiri tidak pernah melapor..
"Kan saya di kelas terus, kalau ada perundungan atau pembullyan pasti lah anak-anak lapor,” ujar Sukaemah.
"Fatir itu kan bukan anak bodoh, anak pintar, anak cerdas, anak soleh. Pasti kalau dia diginiin (diejek) temannya pasti dia ngomong sama gurunya. Tapi selama ini gak ada (laporan),” lanjutnya.
Lanjut Sukaemah , aksi saling ejek itu merupakan hal yang biasa bagai para siswa SD kelas 6.
“Mungkin kalau bercanda-bercandaan ‘ah lu jelek' mungkin ya namanya sudah kelas 6, sudah biasa kayaknya. Mungkin menurut Fatir lain lagi kali ya,” paparnya.
Editor : Hikmatul Uyun