Chotim Wibowo
Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kota Bekasi
KEKUATAN ilmu dalam Islam, salah satunya, ada dalam kekuatan sanad. Seperti dalam hal ilmu membaca Alquran, yang salah satu syaratnya harus 'nyambung' sanadnya.
"Karena bacaan Alquran harus sama seperti yang dibaca Rasulullah SAW," kata Almuhaddits KH. Jamalullail LC, ulama Kota Bekasi.
Kajian terkait harus nyambung sanad seperti Rasulullah ini dikisahkan kajian rutin hadits Sohih Muslim di Masjid Agung Albarkah, Kota Bekasi, Selasa (31/1/2024). Hadits yang mengisahkan saat Sahabat Hisyam bin Hakim 'ditenteng' oleh Umar bin Khatab untuk dihadapkan kepada Rasulullah.
Kisahnya, sahabat Hisyam saat membaca Alquran (QS. Alfurqan) dan didengar Sahabat Umar. Namun, bacaan yang dibacakan Hisyam itu tidak sama seperti yang diajarkan Rasulullah kepada Umar.
Usai membaca Alquran, sahabat Umar langsung menarik surban Hisyam dan membawanya menghadap Rasulullah. "Tidak boleh kamu membaca tidak seperti yang diajarkan Rasulullah kepadaku," kata Umar.
Saat di hadapan Rasulullah, Umar langsung mengadukan Hisyam bahwa dia telah membaca Alquran dengan tidak benar. Tidak seperti yang diajarkan Rasulullah kepadanya.
Rasulullah dengan segera meminta Umar agar melepaskan tarikan surbannya ke Hisyam. "Coba kamu (Hisyam) bacalah Alquran itu," kata Rasulullah. Yang kemudian Hisyam membacanya sampai akhir.
"Iya. Benar begitu, seperti itu yang diturunkan kepadaku," kata Rasulullah.
"Sekarang coba kamu wahai Umar. Bacalah Alquran," pinta Rasulullah.
Sahabat Umar lalu membaca seperti yang diminta. Sampai akhir. "Iya, benar seperti itu Alquran yang diturunkan kepadaku," kata Rasulullah membenarkan.
Kisah yang diriwayatkan imam Syafi’i menyebutkan bahwa suatu ketika Sayyidina Umar mendengar seorang sahabat membaca Alquran tidak sama dengan yang ia baca. Padahal, Umar sudah berguru langsung (talaqqi) kepada Nabi Muhammad SAW. Sahabat Hisyam dianggap telah meremehkan Alquran.
Namun, dengan jawaban Rasulullah tersebut membenarkan jika memang ada perbedaan terkait dengan cara baca Alquran. Perbedaan itu bukan satu kesalahan. Tetapi, memang harus ada alurnya, ada sanadnya.
Para ulama kemudian menyebutkan ada kajian tersendiri terkait dengan ilmu cara baca Alquran. Tidak ada kitab suci manapun, yang cara membacanya saja memerlukan ilmu tersendiri, kecuali Alquran. "Tidak boleh baca Alquran semaunya sendiri. Haram," kata KH Jamalullail.
Sejumlah ulama mengkaji secara khusus terkait cara baca Alquran ini. Sehingga kita mengenal istilah qiraah sab'ah, yang di kalangan qari menjadi hal sudah dipahaminya. Cara baca itu juga bersanad, sampai ke Rasulullah SAW.
Para penghafal Alquran yang benar sampai saat ini pun juga pasti memiliki sanad yang bersambung sampai Rasulullah. Karena, belajar Alquran harus talaqie dan musyafahah, harus bertemu dengan guru yang kompeten. Allahu a'lam.
Editor : Wahab Firmansyah