BEKASI, iNewsBekasi.id– Prevalensi alergi protein susu sapi pada anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia berkisar antara 2-7,5% atau sekitar lebih dari 1,6 juta anak. Hal ini berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kondisi alergi tersebut penting untuk menjadi perhatian serius bagi orang tua, karena jika tidak ditangani dengan tepat dapat berpotensi menghambat tumbuh kembang optimal anak.
Dokter Anak Spesialis Konsultan Alergi & Imunologi, Dr.dr. Zahrah Hikmah, Sp.A(K) mengatakan, alergi protein susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi tidak normal terhadap protein susu sapi. Sehingga dapat menimbulkan beberapa gejala termasuk pada saluran cerna yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting dalam susu sapi.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena susu termasuk salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk dukung tumbuh kembang optimal, termasuk dalam pencegahan stunting.
"Peran orang tua khususnya Ibu sangat penting untuk mencegah dan menangani kondisi alergi, termasuk pemberian nutrisi yang tepat," kata Zahrah dalam siaran tertulis pada Rabu (26/6/2024).
Menurut dia, risiko alergi yang masih sering terjadi ternyata belum diikuti dengan pemahaman serta penanganan alergi yang tepat dari orangtua. Selama ini, lanjut dia, masih banyak orang tua yang belum memahami cara mengenali gejala alergi susu sapi yang tepat.
Banyak pula yang menyepelekan kondisi ini, sehingga tidak langsung berkonsultasi ke dokter, tetapi mencoba mengambil solusi sendiri, dan bahkan tetap memberikan susu sapi untuk anaknya meskipun sudah timbul gejala.
Untuk itu, menurut dia, dibutuhkan edukasi mengenai alergi secara komprehensif yang senantiasa diperbaharui serta mudah dipahami dan dari sumber yang terpercaya.
Sehingga orang tua dapat mengenali gejala alergi dan segera mengkonsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosa dan penangan yang tepat.
"Akan lebih baik juga jika para bunda bisa mendapatkan edukasi kapan saja dari sumber terpercaya, sehingga bisa dengan cepat mengenali kondisi anak yang mengalami alergi,” ujarnya.
Brand Manager SGM Eksplor ISOPRO SOY, Claresta Constantine mengatakan, pihaknya melihat bahwa masih banyak bunda di Indonesia yang bingung mencari informasi terpercaya dan tidak tahu harus bertanya ke mana tentang cara mengenali dan menangani si Kecil dengan kondisi tidak cocok susu sapi.
Terlebih lagi, survei menunjukkan bahwa konten seputar kesehatan jadi topik yang paling sering dicari masyarakat Indonesia di internet.
Menyadari pentingnya sebuah platform edukasi digital terpercaya yang bisa membantu para Bunda mendapatkan informasi terupdate dan bisa diakses kapan pun, SGM Eksplor ISOPRO SOY menghadirkan platform edukasi ‘Soya Generasi Maju’.
Platform ini, merupakan salah satu komitmen SGM Eksplor ISOPRO SOY untuk mendukung edukasi dan memberikan layanan tanya jawab berbasis AI pertama dengan sumber yang telah tervalidasi oleh expert sebagai sumber terpercaya bagi para bunda.
Platform edukasi ‘Soya Generasi Maju’ dapat dijadikan oleh orang tua sebagai panduan lengkap dan tervalidasi seputar si Kecil yang tidak cocok susu sapi.
“Kami berkolaborasi dengan Hello Sehat sebagai layanan kesehatan digital dan informasi kesehatan yang terverifikasi medis dan mudah diakses oleh masyarakat luas. Bunda dapat dengan mudah mengakses informasi seputar kondisi anak yang tidak cocok susu sapi,” ujar Claresta.
Mengingat pentingnya platform edukasi tervalidasi medis untuk memberikan pemahaman dan dalam rangka memperingati Pekan Alergi Sedunia, SGM Eksplor ISOPRO SOY bersama dengan layanan kesehatan digital HelloSehat meluncurkan platform edukasi digital “Soya Generasi Maju”.
Ini dapat diakses melalui https://hellosehat.com/festival-soya-2024/. Platform ini merupakan website pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan informasi lengkap dan tervalidasi dan layanan tanya jawab berbasis AI pertama dengan sumber yang telah tervalidasi oleh expert seputar kondisi tidak cocok susu sapi.
Editor : Wahab Firmansyah