BEKASI, iNewsBekasi.id- Komisi III DPR mengapresiasi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang memprioritaskan tujuh daerah sebagai tempat pelatihan keterampilan untuk mencegah peredaran narkoba di masyarakat. Nanti BNN akan melakukan bimbingan teknis, pelatihan keterampilan life skill dan lainnya. untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat yang rawan narkoba.
Untuk diketahui, Rabu (17/7/2024) lalu Inspektur Utama BNN RI Irjen Pol Wahyonodi Medan mengatakan, tujuh wilayah yang menjadi prioritas pencegahan berupa soft power approach yakni; Sumatera Utara, Aceh, Palembang, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, dan Palembang.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni memberi apresiasi kepada BNN terkait kebijakan tersebut. Politikus NasDem tersebut menilai, pemetaan wilayah rawan akan memudahkan negara dalam mengawasi, mencegah, serta memutus rantai narkoba.
“Saya kira langkah pemetaan wilayah rawan oleh BNN ini sudah sangat strategis dan taktis. Kita jadi punya perencanaan yang efektif dalam mencegah serta memutus rantai narkoba. Tawaran pendekatannya pun bagus, soft approach, lebih solutif dan mudah diterima ketimbang pendekatan-pendekatan hukum yang terkesan menakutkan bagi masyarakat,” kata Sahroni dalam keterangan Kamis (18/7/2024)).
Meski begitu, Sahroni tetap meminta agar BNN bersama pihak terkait, turut mengawasi wilayah lainnya. Mengingat sebaran narkoba di Indonesia sudah sangat masif dan membahayakan jutaan nyawa masyarakat.
“Tapi kalau melihat dari laporan dan temuan belakangan ini, rasanya BNN, Polri, dan pihak terkait tetap perlu meningkatkan kewaspadaan di luar ke tujuh wilayah prioritas tersebut. Karena dari kemarin banyak banget temuan, mulai pabrik narkoba terbesar di Malang, kampung narkoba di Jakarta, laboratorium narkoba di Bali, dan sebagainya. Rasanya lagi zona merah narkoba sebagian besar wilayah kita,” tuturnya.
Sahroni berharap BNN bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa yang saat ini sangat rentan terpapar oleh narkoba.
“Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan itu sudah pasti punya potensi keterpaparan yang lebih tinggi. Jadi BNN harus hadir selamatkan mereka, jangan sampai terlambat,” ucap Sahroni.
Editor : Wahab Firmansyah