get app
inews
Aa Read Next : Kabupaten Bekasi Jadi Tuan Rumah Penyelanggaraan MTQ ke-38 Jawa Barat

Deretan Provinsi dengan Pernikahan Dini Tertinggi di Indonesia, Salah Satunya Jawa Barat

Jum'at, 25 Februari 2022 | 20:06 WIB
header img
Ilustrasi Pernikahan Dini. (Foto: Ist)

SAAT ini praktik pernikahan dini dinilai masih cukup tinggi walau pemerintah telah merevisi batas usia minimal perkawinan di Indonesia jadi 19 tahun lewat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.

Terlebih, terdapat aturan yang menetapkan penyimpangan batas usia minimal dalam pernikahan bisa dimohonkan dispensasi ke pengadilan.

Dikutip dari Databoks, Survei Sosial Ekonomi Nasional atau SUSENAS Kor 2020 mencatat sekitar 8,19 persen perempuan di Indonesia pertama kali menikah dalam rentang usia 7-15 tahun.

Hal itu tentu membuktikan masih ada beberapa masyarakat yang menikahkan anak mereka di bawah batas usia yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. 

Seperti lima daerah di Indonesia ini contohnya. Berikut daftar provinsi dengan pernikahan dini tertinggi di Indonesia

1. Kalimantan Selatan
Daerah pertama angka pernikahan dini tertinggi di Indonesia adalah Kalimantan Selatan . Jumlah pernikahan dini di daerah ini mencapai sekitar 12,52 persen. Kabar baiknya adalah angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,18 persen. 

2. Jawa Barat
Daerah selanjutnya adalah Jawa Barat . Angka pernikahan dini di Jawa Barat pada 2020 mencapai 11,48 persen. 

3. Jawa Timur
Berdasarkan data SUSENAS Kor 2020, Jawa Timur menempati daerah dengan pernikahan dini tertinggi di Indonesia ketiga. Tak tanggung-tanggung, pernikahan dini di Jawa Timur sebesar 10,85 persen.

4. Sulawesi Barat
Daerah dengan pernikahan dini tertinggi di Indonesia lainnya adalah Sulawesi Barat . Berdasarkan data SUSENAS Kor 2020, angka pernikahan dini di Sulawesi Barat mencapai 10,05 persen. 

5. Kalimantan Tengah
Daerah terakhir dengan pernikahan dini tertinggi di Indonesia adalah Kalimantan Tengah . SUSENAS Kor 2020 mencatat bahwa pernikahan dini di daerah ini sebesar 9,85 persen. 

Beberapa angka di atas menjadi bukti bahwa pernikahan dini di Indonesia masih sering terjadi. Hal tersebut diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia, sehingga tingkat ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih. 

Dampak buruk dari proses pernikahan dini sangatlah banyak dan secara tidak langsung hal tersebut lebih mengarah ke para perempuan. Beberapa dampak yang disebabkan adalah kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT, perceraian, hingga kematian ibu usia remaja.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Berita iNews Bekasi di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut