JAKARTA, iNewsBekasi.id- Pemerintah Indonesia terus berupaya menjamin ketahanan pangan bagi rakyatnya. Beragam program diluncurkan, salah satunya dengan mengoptimalkan cadangan pangan nasional sebagai sumber bahan bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Yudi Sastro mengatakan, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk menghadapi potensi krisis pangan, termasuk dampak iklim ekstrem El Nino yang sering kali memengaruhi hasil panen.
"Kita telah melakukan beberapa langkah optimalisasi lahan, termasuk pemanfaatan lahan rawa di luar Jawa. Hal ini untuk mendukung ketahanan pangan di masa mendatang," kata Yudi dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Makan Bergizi Gratis, Pasokan Pangan Cukupkah?', Senin (11/11).
Menurut dia, salah satu program strategis dari Kementan yakni, optimalisasi lahan rawa sebagai alternatif pengganti lahan sawah yang beralih fungsi.
Program ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi lahan rawa di berbagai wilayah seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua, yang diharapkan mampu menghasilkan stok pangan selama musim kemarau panjang.
"Upaya ini menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi ketergantungan terhadap lahan sawah yang kian menyusut akibat alih fungsi lahan," ujarnya.
Untuk memastikan peningkatan produksi pangan, lanjut dia, Kementan telah mencanangkan program cetak sawah baru dengan target 3 juta hektare hingga 2029.
Selain itu, pemerintah berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam meningkatkan infrastruktur pertanian, seperti perbaikan jaringan irigasi tersier.
"Kerja sama antarkementerian ini menjadi kunci dalam menghadapi berbagai kendala yang selama ini memperlambat pengembangan pertanian," terangnya.
Dia mengungkapkan, sebagai bagian dari upaya pemenuhan gizi masyarakat, pemerintah juga meluncurkan Gerakan Pangan Merah Putih (GPMP) yang berfokus pada penanaman sayuran, umbi-umbian, serta komoditas protein hewani di pekarangan rumah.
Program ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi keluarga, tetapi juga mengurangi beban pengeluaran rumah tangga. Pemerintah juga menargetkan untuk menjadikan setiap desa di Indonesia memiliki dapur bergizi yang menyediakan bahan makan bergizi gratis bagi masyarakat sekitar.
"Kami percaya dengan dukungan yang ada, mulai dari optimalisasi lahan, pembangunan infrastruktur, hingga kolaborasi lintas kementerian, kita bisa mewujudkan kemandirian pangan nasional dan memberikan pangan bergizi bagi semua masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis menerangkanya, cadangan pangan pemerintah (CPP) berperan strategis sebagai penyeimbang pasokan pangan nasional, khususnya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan makanan pokok dalam situasi darurat, bencana, dan saat terjadi lonjakan harga.
Kebijakan ini juga mendukung agenda besar ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah, seperti program makan bergizi gratis yang dirancang untuk mengatasi masalah gizi dan stunting di berbagai wilayah, terutama daerah rentan pangan seperti Papua.
Dalam kerangka CPP, Bapanas menilai program Makan Bergizi Gratis yang menjadi bagian dari solusi mengatasi kerawanan gizi, terutama di wilayah yang memiliki indeks ketahanan pangan rendah.
Program ini tidak hanya mengutamakan pemenuhan asupan gizi seimbang tetapi juga mendorong peningkatan konsumsi pangan lokal, seperti ubi, sagu, dan ikan lokal, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
“Kearifan lokal perlu dioptimalkan agar setiap daerah bisa mengembangkan pangan unggulan yang sesuai, sehingga tidak tergantung pada bahan pangan yang didatangkan dari luar wilayah,” jelasnya.
Di samping itu, Nita menggarisbawahi pentingnya edukasi konsumsi pangan lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan berkelanjutan. Bapanas mendorong gerakan konsumsi pangan bergizi seimbang dan aman di masyarakat, terutama melalui program edukasi bagi pelajar yang kini telah mencapai lebih dari 90 sekolah di 30 kabupaten/kota.
Salah satunya melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Gerakan Stop Boros Pangan, sebagai ajakan bagi masyarakat untuk mengurangi food waste, sekaligus mengedukasi tentang pentingnya pola konsumsi yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
"Kedua inisiatif ini merupakan bagian dari upaya besar untuk menjaga ketahanan pangan dan menekan angka kerawanan pangan," tegasnya.
Dengan kebijakan cadangan pangan yang strategis, dukungan anggaran, dan kolaborasi antara berbagai pihak, pemerintah optimis Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan berkelanjutan serta mewujudkan kemandirian pangan di masa mendatang.
Editor : Wahab Firmansyah