Ir. Soekarno adalah sosok yang sangat humanis di masa mudanya, Proklamator Kemerdekaan Indonesia 1945 ini sempat dekat dengan sejumlah gadis cantik keturunan Belanda.
Salah satu gadis Belanda yang diincar oleh Bung Karno bernama Mien Hessels. Kepada gadis inilah Ir. Soekarno benar-benar dimabuk cinta dan mengaku rela mati demi dia. Api cinta membara terhadap Mien Hessels sangat besar.
"Tidak ada yang dapat memadamkan api cintaku. Dia ibarat lapisan gula di atas kue yang takkan pernah bisa kubeli. Gadis itu berkulit lembut dan berambut ikal dan dia memenuhi semua yang kuidamkan," katanya, dikutip dari SINDOnews.
Bagi Bung Karno yang sudah dimabuk cinta, dapat memeluk Mien Hessels ibarat mempunyai kekayaan yang tidak ternilai.
Karena itu, dia memberanikan diri untuk datang ke rumah orangtuanya untuk melamar. Kala itu, usia Soekarno baru menginjak 18 tahun.
Dengan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, Bung Karno memberanikan diri datang ke rumah Mien Hessels.
Dengan kaki gemetar, antara takut dan grogi, akhirnya Soekarno berani menginjak rumput pekarangan rumah Mien Hessels.
Ir. Soekarno berdiri tegak bagai pagar tanaman, kaku, dan wajahnya pucat, ketika ayahnya Mien Hessels membuka pintu dan menemuinya.
Dengan sorot mata tajam, Soekarno yang sudah pucat bagai ditusuk jantungnya, sampai darahnya menjadi kering.
Usai berhasil mengendalikan diri, akhirnya Bung Karno mengutarakan niatnya. Suaranya pelan, dan perlahan.
"Tuan. Kalau tuan tidak keberatan, aku bermaksud meminta putri tuan untuk kuajak hidup dalam satu ikatan perkawinan."
Dengan mata menyala, ayah Mien Hessels yang tingginya mencapai enam kaki di hadapan Bung Karno langsung membentak,
"Kamu? Inlader kotor seperti Kamu? Berani-beraninya Kamu mendekati anakku. Keluar! Kamu binatang kotor. Keluar!"
Ditendang seperti binatang kudis, Bung Karno merasa sangat terpukul, dan hatinya hancur.
Tetapi, dia tidak bisa melupakan Mien Hessels kekasihnya. Wajahnya selalu terkenang dalam bayang-bayang. Dengan wajah pucat seiring kesal tak menyangka, Soekarno melangkah pergi.
Usai 23 tahun berlalu, tepatnya pada tahun 1942, Soekarno yang sudah melupakan masa lalunya itu kembali bertemu Mien Hessels.
Pertemuan yang tidak terduga itu terjadi di Jakarta. Ketika berada di jalanan Jakarta, seseorang dari belakang memanggilnya.
Mendengar namanya dipanggil, Bung Karno berbalik dan melihat seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalinya.
Melihat paras tampan memesona Soekarno, wanita itu malah tertawa terkekeh-kekeh.
"Dapatkah kau menebak siapa aku," kata wanita itu.
Walau sudah melihatnya dengan sangat teliti, ternyata sulit bagi Bung Karno untuk mengingat dan mengenali wajah wanita bule itu.
Perawakannya yang tua dan badannya yang gemuk, membuat Ir. Soekarno hanya bisa keheranan menatap mikik wanita tersebut.
"Mien Hessels," katanya lagi. Ketika mendengar nama itu, awalnya Soekarno tampak seakan tidak percaya.
Bagaimana mungkin, wanita yang sempat membuat Bung Karno bagai ditusuk hidungnya itu kini sudah sangat berubah dan penampilannya sangat buruk.
"Ratuku yang cantik seperti bidadari itu sudah berubah menjadi perempuan sihir. Mengapa dia membiarkan dirinya sampai begitu? Dengan cepat aku memberi salam kepadanya, dan terus berjalan sambil mengucap syukur," kenang Bung Karno.
Usai pertemuan itu, Bung Karno merasa bahwa caci maki yang disampaikan ayahnya Mien Hessels yang sempat menghancurkan dirinya, ternyata adalah rahmat dari Tuhan.
Demikian kisah cinta Soekarno dengan gadis Belanda ini diakhiri.
Editor : Iman Ridhwan Syah