iNews.id - Kemenkes memahami adanya keterlambatan terkait kasus konfirmasi, sembuh ataupun meninggal akibat Covid-19, dalam dua bulan terakhir.
Saat ini, masih lebih dari 50 ribu kasus belum diperbarui status akhirnya.
"Kementerian Kesehatan mendukung pemerintah daerah untuk menyelesaikan updating kasus ini dalam waktu sesingkat-singkatnya, agar sesegera mungkin kita dapat menyajikan data yang lebih akurat dan tepat waktu," ucap Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Sabtu (14/8/21).
Dia menjelaskan, bahwa angka kematian tidak dihilangkan dari laporan harian yang disampaikan kepada publik setiap harinya.
Tetapi menurutnya, komponen angka kematian tengah dilakukan perbaikan untuk dapat menentukan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) lebih tepat.
Nadia memastikan, pihaknya tetap berkomitmen tinggi terhadap transparansi data dan melakukan perbaikan terus menerus terhadap kualitas data nasional.
Nadia menjelaskan, secara nasional terjadi penurunan kasus konfirmasi sebanyak 18 persen dibandingkan pekan lalu, namun terdapat varian di setiap provinsi.
"Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Bangka Belitung mencatatkan peningkatan kasus lebih dari 20 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya," jelasnya.
Selanjutnya Nadia mempaparkan, bahwa terdapat penurunan kasus signifikan terutama terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat yang sangat memengaruhi tren penambahan kasus secara nasional.
Menurutnya, testing rate dan positivity rate merupakan indikator yang tidak dapat dipisahkan.
Dia menjelaskan, positivity rate hanya dapat diinterpretasikan jika target tes yang menunjukkan bahwa surveilans adekuat mencapai target minimal satu orang per 1.000 penduduk per pekan.
"Secara nasional testing rate saat ini adalah 3,53 per 1.000 penduduk per pekan dengan positivity rate mingguan sebesar 23,6 persen walau tren positivity rate terus menurun di awal Juli 30,1 persen, dan saat ini menurun hingga 22,5 persen," paparnya.
Adapun provinsi yang belum mencapai target testing tersebut, menurut Nadia yakni Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Maluku.
Oleh karena itu, pihaknya terus menggalakkan pelacakan kontak erat lantaran itu merupakan kunci untuk menemukan kasus lebih awal.
Nadia mengatakan, pemerintah juga terus mengupayakan peningkatan tracing dengan memperbaiki sistem aplikasi pencatatan dan pelaporan.
"Diharapkan semua daerah dapat meningkatkan dan mempertahankan testing terutama untuk kasus-kasus suspek dan kontak erat yang ditemukan," ujarnya.
Editor : Fatiha Eros Perdana