JAKARTA,iNews.id- Stok daging sapi maupun kerbau jelang bulan Ramadhan atau hari besar keagamaan masih aman.
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) Suhandri mengatakan terkait dengan ketersediaan daging sapi dari 15 Desember 2021, pemerintah telah merencanakan untuk 5 produk utama dilakukan neraca komoditas.
"Jadi terkait dengan daging sapi kita dari 15 Desember sudah mempersiapkan untuk kebutuhan konsumen nasional. Dan menurut rencana pemerintah akan melakukan importasi sebanyak 266 ribu ton," kata Suhandri dalam diskusi webinar dengan tema: Menjaga Stabilitas Harga dan Ketersediaan Daging Impor Jelang Hari Besar Keagamaan Nasional, pada Selasa (15/3/2022).
Menurutnya, dari 87 importir setidaknya ada 785 ribu ton daging yang dikeluarkan melalui sistem nasional neraca komoditas.
"Adapun persediaan impor ada yang dikeluarkan pada bulan Oktober dan November tahun lalu, sesuai ketentuan berlaku selama enam bulan. Sehingga di akhir Maret tahun ini importir daging masih menggunakan izin tahun 2021. Tapi setelah Maret nanti harus memakai sistem nasional neraca komoditas," sebut Suhandri.
Adapun stok daging yang dimiliki ASPIDI saat ini berada pada posisi 13 ribu ton. Dan sesuai rencana pada Maret ini akan kembali masuk 3 ribu ton daging impor.
"Kalau dilihat dari pergerakan anggota ASPIDI, kebutuhan daging masih cukup stabil, yakni di angka 160 ton per minggu. Jika sudah normal dimungkinkan bisa 500 ton perminggu. Tapi jelang hari raya bisa 600 ton hingga 700 ton perminggu," ujarnya.
Kendati demikian, Suhandri mengatakan bahwa kebutuhan daging sapi nasional 65 persennya tercover oleh daging sapi lokal.
Kata Suhandri, Sumber daging untuk memenuhi kebutuhan nasional, selain Australia, ada juga dari Selandia Baru, dan Amerika.
"Adapun harga daging sampai di Indonesia di level konsumen di posisi Rp85 ribu tapi harga sekarang di kisaran Rp105 ribu. Dan kemungkinan harga jual di pasaran Rp115 ribu," katanya.
Meski sejumlah kalangan berharap adanya penurunan harga, dia menilai bahwa harga daging saat hari besar keagamaan dimungkinkan tidak bisa turun. Karena saat ini untuk memenuhi pasar nasional masih ditopang dari Imopor.
Namun dia memastikan, sepanjang tahun 2022 harga daging sapi tetap stabil. Terlebih dengan adanya daging kerbau. Kemudian swasta diberikan kesempatan impor. "Diharapkan harga daging di pasar ada penurunan," harapnya.
Sementara itu, direktur supplay chain dan pelayanan publik Perum Bulog, Mukhamad Suyamto mengatakan bahwa Perum Bulog telah ditugaskan melakukan importasi daging kerbau (daging lembu).
Namun kata dia, harus melalui mekanisme bahwa mayoritas kebutuhan harus dipenuhi sapi lokal. Kemudian kekurangan dari kebutuhan nasional bisa dilakukan importasi terutama saat hari besar keagamaan.
"Mekanismenya, Mendag memberikan surat penugasan kepada Bulog, selanjutnya sebagai BUMN langsung mengajukan surat kepada PKH Kementan," ujar Suyamto.
Dikatakannya Bulog telah melakukan importasi daging pada pertengahan Januari sebanyak 20.000 ton dan sudah teralisasi 13.000 ton hingga Maret.
"Jadi perbulan 8-10 ribu ton. Kemudian tahap dua bulan Maret 80 ribu ton hingga akhir tahun," ujarnya.
Untuk itu, Bulog memastikan di bulan April dan Mei pasokan daging kerbau impor masih aman. Sedangkan harga daging dari India masih di bawah 300 US dolar.
"Kemungkinan ada kenaikan karena terkait dengan tingginya biaya logistik. Namun tidak begitu signifikan," jelasnya.
Dalam diskusi melalui webinar tersebut sayangnya Dirjen Daglu Kemendag yang diundang untuk memberikan paparan terkait dengan ketersediaan dan harga daging jelang hari besar keagamaan tidak dapat hadir.
Padahal undangan dengan tema "Menjaga Stabilitas Harga dan Ketersediaan Daging Impor Jelang Hari Besar Keagamaan Nasional" telah diterima pihak Kemendag dari Senin (7/3/2022).
Entah apa alasannya, hingga pelaksanaan acara webinar tersebut tidak ada wakil dari pemerintah dalam hal ini Dirjen Daglu. "Pak Dirjen sedang mendampingi Mendang di luar kantor," ujar salah satu staf Dirjen Daglu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta