Mantan Bupati Karawang Soroti Job Fair Kabupaten Bekasi Ricuh: Jangan Sebatas Formalitas!
CIKARANG PUSAT, iNewsBekasi.id – Anggota DPR Cellica Nurrachadiana menyoroti kegiatan job fair yang diselanggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. Sebab, kegiatan ajang pencarian tenaga kerja lokal itu diduga berakhir ricuh.
Sebagai wakil rakyat dari Dapil Jawa Barat VII, yang meliputi Karawang, Purwakarta, dan Kabupaten Bekasi, Cellica mengharapkan jangan menjadi ajang seremonial saja yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Akan tetapi, pelaksanaan job fair dapat memberikan ruang bagi masyarakat, terutama para pencari kerja muda untuk bisa menjangkau peluang kerja tanpa harus mengeluarkan biaya mahal atau bergantung pada calo.
“Saya mengapresiasi inisiatif ini, namun saya juga ingin menegaskan bahwa Job Fair tidak boleh berhenti hanya sebagai kegiatan seremonial atau formalitas tahunan,” kata Mantan Bupati Karawang ini kepada wartawan, Rabu (11/6/2025).
Sebagai anggota Komisi IX yang membidangi ketenagakerjaan, kata Cellica, pihaknya mendorong agar setiap kegiatan Job Fair benar-benar berorientasi pada hasil dan transparansi.
Pemerintah daerah (pemda) harus memastikan bahwa perusahaan yang terlibat memang membuka formasi secara real dan adil, bukan hanya sekadar hadir untuk “branding” saja dan tentu harus manfaatkan platform digital untuk rekrutmen.
Pemda perlu mengawal proses rekrutmen agar tidak terjadi praktik diskriminasi usia, gender, maupun status sosial.
“Saya juga mendorong agar pelatihan pra-kerja berbasis kompetensi ditingkatkan, supaya pencari kerja tidak hanya datang membawa lamaran, tetapi juga nilai tambah keterampilan,” katanya.
Apalagi diketahui, kata Cellica, Kabupaten Bekasi adalah wilayah industri strategis yang menjadi magnet pekerja dari berbagai daerah. Tapi jangan sampai warga lokal, terutama lulusan SMK atau fresh graduate justru menjadi penonton di rumah sendiri.
Sekali lagi, Cellica berharap hasil dari Job Fair ini dapat dievaluasi secara terbuka, berapa persen pelamar yang lolos, apa kendalanya dan skill apa yang paling dibutuhkan. Ini penting untuk menjadi bagian dari ekosistem pembangunan ketenagakerjaan yang berkelanjutan.
“Sayapun akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, dunia industri, dan dunia pendidikan untuk memastikan bahwa setiap anak-anak muda Indonesia harus memiliki akses yang adil terhadap pekerjaan yang layak,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Partai Buruh sekaligus Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan bursa lowongan pekerjaan atau Job Fair bukti potret buram dunia ketenagakerjaan berkaitan dengan pengelolaan angkatan kerja.
Sementara itu, sejumlah pencari kerja mengeluhkan tidak kunjung mendapat panggilan wawancara 15 hari usai mengikuti Job Fair 2015 yang digelar Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
NSR (22) pencari kerja asal Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah menyampaikan kekecewaan karena belum juga mendapatkan panggilan wawancara meskipun telah melamar ke tujuh perusahaan melalui unggah data dari barcode saat acara berlangsung.
Merespons hal ini, Wakil Bupati Bekasi Asep Surya Atamaja menjelaskan proses penyortiran data pelamar masih berlangsung. Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi sedang memilah pelamar dengan memprioritaskan warga lokal Kabupaten Bekasi.
“Nanti dipanggil. Sekarang kan lagi dipilah-pilih dulu, sedang disortir. Kan banyak juga orang-orang luar Kabupaten Bekasi yang kemarin datang. Katanya sampai ada 91 ribu yang masuk. Jadi sekarang dipilah-pilih, yang dari luar Kabupaten Bekasi akan mental sendiri,” katanya.
Dirinya meminta masyarakat untuk bersabar mengingat banyak jumlah pelamar yang mengikuti acara tersebut. Proses seleksi ini diharapkan dapat memberikan hasil optimal dengan memprioritaskan warga lokal.
Editor : Abdullah M Surjaya