get app
inews
Aa Text
Read Next : Fenomena Tanah Bergerak di Cikarang Bekasi, 8 Rumah Rusak

Bencana Tanah Bergerak Ancam KM 91 Tol Cipularang, 72 Rumah Rusak dan 206 Warga Mengungsi

Minggu, 15 Juni 2025 | 12:01 WIB
header img
Foto kondisi rumah warga dan jalan desa di Pasir Munjul, Purwakarta, rusak parah akibat pergerakan tanah. (Foto: Didin Jalaludin/MPI)

PURWAKARTA, iNewsBekasi.id- Bencana tanah bergerak di Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, terus meluas dan kini mengancam infrastruktur vital nasional. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat memperingatkan bahwa pergerakan tanah ini bisa berdampak langsung ke ruas Tol Cipularang, yang hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari lokasi longsoran.

Fenomena tanah bergerak tersebut terjadi secara aktif dan masif di kawasan perbukitan. Hingga Sabtu, 14 Juni 2025, tercatat 72 rumah warga rusak parah dan ratusan meter jalan desa hancur akibat bencana ini.

“Tanah bergerak setiap 10 menit sekali, total pergeseran sudah mencapai 20 meter sejak 11 Juni lalu,” ungkap Kepala BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun.

Kondisi ini dinilai sangat mengkhawatirkan karena lokasi tanah bergerak berada tepat di atas perbukitan sekitar KM 91 Tol Cipularang, salah satu jalur tol strategis penghubung Jakarta–Bandung. 

Jika pergerakan tanah tak segera dikendalikan, potensi kerusakan terhadap jalur tol bisa berdampak nasional.

Berdasarkan pantuan iNews, permukiman warga di Desa Pasir Munjul berada di zona rawan bencana, diapit oleh bukit dan lembah curam. Struktur tanah di wilayah ini dinyatakan labil, dan retakan besar mulai muncul sejak awal pekan lalu.

“Jika dibiarkan, pergerakan tanah ini bisa menjalar ke jalur tol yang merupakan infrastruktur strategis. Kami terus pantau situasinya,” ujarnya.

BPBD Purwakarta bersama BPBD Jawa Barat telah mengevakuasi warga sejak hari pertama pergerakan tanah terdeteksi. Hingga saat ini, 206 warga telah mengungsi ke rumah kerabat, GOR desa, dan balai desa terdekat.

Selain menghancurkan rumah-rumah warga, tanah bergerak ini juga merusak jalan desa, saluran air, dan jaringan listrik. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, relawan, dan aparat TNI/Polri masih berjibaku di lapangan melakukan mitigasi dan penanganan darurat.

“Kami mendesak agar PVMBG segera melakukan asesmen untuk mengetahui tingkat kerawanan lanjutan. Saat ini tanah masih terus bergerak dan situasinya belum stabil,” ucapnya.

BPBD telah menyusun beberapa skenario darurat apabila pergerakan tanah semakin meluas. Pemerintah daerah diminta siaga penuh menghadapi kemungkinan terburuk, termasuk kerusakan jalur tol dan relokasi warga secara besar-besaran jika diperlukan.
 

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut