get app
inews
Aa Text
Read Next : Penataan Kawasan Pasar SGC, PLN Cikarang Siapkan Akses Listrik Resmi dan Aman untuk PKL

Gawat! Kabupaten Bekasi Alami Deflasi -4,8 Persen Gegara Daya Beli Masyarakat Lesu

Rabu, 18 Juni 2025 | 07:42 WIB
header img
Lesunya daya beli masyarakat di Kabupaten Bekasi mulai berdampak pada aktivitas perdagangan, khususnya di pasar-pasar tradisional. Foto/Ilustrasi/SINDOnews

CIKARANG UTARA, iNewsBekasi.id - Lesunya daya beli masyarakat di Kabupaten Bekasi mulai berdampak pada aktivitas perdagangan, khususnya di pasar-pasar tradisional dan pasar ritel modern di wilayah setempat.

Barang menumpuk di gudang, namun perputaran ekonomi nyaris stagnan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya deflasi lokal jika tidak segera ditangani oleh pemerintah setempat.

Sejumlah pedagang dan pelaku usaha mengeluhkan sepinya pembeli dalam beberapa bulan terakhir. Rak-rak toko tetap terisi penuh, namun transaksi harian kian hari nyaris terus menurun.

“Biasanya di bulan-bulan ini permintaan naik, tapi sekarang malah sebaliknya. Barang numpuk, pembeli sepi,” ujar Junaedi, pedagang sembako di Cikarang Utara kepada wartawan, Rabu (18/6/2025).

Senada juga dirasakan Rina Marlina (37), warga Karang Asih, yang mengaku mulai membatasi belanja bulanan karena kondisi ekonomi keluarganya yang sedang sulit.

“Harga beberapa barang memang turun, tapi penghasilan suami juga ikut turun sejak ada pengurangan jam kerja di pabrik. Jadi kami lebih pilih belanja yang benar-benar penting saja,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan keempat Mei 2025, sebagian besar wilayah di Indonesia tercatat mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar -10,45 persen. Sementara itu, Kabupaten Bekasi mencatat deflasi sebesar -4,8 persen.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Gatot Purnomo, menyampaikan bahwa kondisi daya beli masyarakat saat ini masih tergolong stabil.

Deflasi yang terjadi, menurutnya, dipicu oleh melimpahnya stok hasil pertanian, khususnya cabai dan bawang, akibat panen raya yang serentak di berbagai daerah produsen.

“Deflasi terjadi karena stok hasil pertanian, terutama cabai dan bawang, sangat melimpah akibat musim panen raya yang serentak di beberapa wilayah produsen. Ketersediaan barang yang tinggi mendorong penurunan harga di pasar,” ucapnya.

Gatot tidak menampik bahwa penurunan daya beli juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor lainnya. Mulai dari tekanan ekonomi rumah tangga, inflasi sebelumnya, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.

“Faktor internal seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan banyaknya PHK turut mempengaruhi turunnya daya beli masyarakat,” imbuhnya.

Tim pemantauan harga dari Dinas Perdagangan mencatat bahwa pasokan cabai dan bawang di Pasar Induk Cibitung meningkat lebih dari 35 persen dibanding kondisi normal.

Jika sebelumnya pasokan berkisar 60 ton per hari untuk masing-masing komoditas, saat ini volume tersebut melonjak tajam, sedangkan permintaan tetap.

“Jadi apabila memperhatikan faktor-faktor tersebut saat ini Kabupaten Bekasi tidak mengalami tingginya inflasi bahkan saat ini terjadi deflasi yang masih dalam kondisi aman,” ungkapnya.

Menariknya, meskipun harga komoditas pertanian menurun, konsumsi masyarakat terhadap komoditas hasil industri seperti minyak goreng, tepung terigu, dan gula justru diklaim mengalami peningkatan.

Untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli, Pemerintah Kabupaten Bekasi menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melalui program Operasi Pasar Murah Bersubsidi (OPADI).

“Operasi pasar ini kami fokuskan pada komoditas industri serta beras, agar masyarakat, khususnya golongan ekonomi bawah, tetap mendapatkan akses terhadap kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya terus menjalin kerja sama dengan Perum Bulog untuk menjaga distribusi dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok di pasar. “Dengan suplai terjaga dan harga yang stabil, daya beli masyarakat diharapkan tetap bisa dipertahankan,” tandasnya

Editor : Abdullah M Surjaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut