Agustus 2025, Pertamina Berlakukan Perizinan Digital Berbasis Geospasial
JAKARTA, iNewsBekasi.id – PT Pertamina (Persero) akan mulai menerapkan sistem perizinan digital berbasis teknologi geospasial ArcGIS di seluruh lini usahanya. Sistem ini akan mulai berlaku awal Agustus 2025.
Langkah ini menjadi bagian dari transformasi digital perusahaan dalam menjawab tantangan kompleksitas pengelolaan izin di berbagai anak usaha. Inovasi ini diperkenalkan dalam ajang bergengsi Esri User Conference 2025 di San Diego, Amerika Serikat, yang mempertemukan profesional dan organisasi global dalam bidang sistem informasi geografis (GIS).
Sistem baru ini memungkinkan pemantauan real-time terhadap lebih dari 5.000 dokumen perizinan, dilengkapi dengan dashboard visualisasi spasial, chatbot pencarian berbasis teks, serta sistem peringatan dini masa berlaku izin.
“Digitalisasi ini bukan sekadar menyimpan data izin, tapi juga melihatnya secara spasial—lokasi, status, hingga potensi kondisi ke depan dalam satu peta dinamis,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Sabtu (19/7/2025).
Fadjar menjelaskan, kecerdasan data lokasi yang ditawarkan sistem ini akan mendukung optimalisasi aset, meminimalisasi risiko denda, dan meningkatkan efisiensi lintas subholding. Hal ini juga menjadi bagian dari roadmap Pertamina menuju tata kelola kelas dunia.
Dalam tahap awal, sistem telah berhasil mengintegrasikan 322 dokumen perizinan strategis milik PT Pertamina Patra Niaga, termasuk PLO (Persetujuan Layak Operasi), KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang), dan KKPRL (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut), tanpa keterlambatan proses sertifikasi ulang.
“Berkat sistem ini, Pertamina berhasil menghindari potensi biaya hingga US$ 25 juta, termasuk dari risiko reengineering dan denda,” ujarnya.
Fadjar menegaskan bahwa inisiatif ini juga mendukung visi Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo, khususnya dalam bidang penerapan teknologi dan inovasi untuk menjamin keterjangkauan serta ketersediaan energi nasional.
Presiden Direktur Esri Indonesia Leslie Wong mengatakan bahwa solusi ini menunjukkan adaptabilitas platform ArcGIS dalam mendukung kebutuhan strategis sektor energi.
“Teknologi geospasial kini bukan hanya alat visualisasi, melainkan fondasi dalam pengambilan keputusan berbasis lokasi di industri migas dan energi,” jelasnya.
Pertamina menargetkan implementasi penuh sistem ini di seluruh subholding pada Agustus 2025. Solusi ini diyakini menjadi tonggak penting dalam digitalisasi dan transformasi perusahaan menuju keberlanjutan dan efisiensi jangka panjang.
Editor : Abdullah M Surjaya