CIKARANG, iNews.id - Sejumlah relawan melakukan gotong-royong untuk membersihkan sampah yang menumpuk di pintu air Sukajaya Cibitung Kabupaten Bekasi, Senin (30/8/2021).
Dengan melakukan pembersihan sampah ini agar aliran air ke wilayah utara lancar. Pasalnya, akibat penumpukan sampah itu ribuan hektar lahan pertanian kekeringan.
Relawan Save Kali Cikarang (SKS), Jhon mengatakan, aksi bersih-bersih sampah ini untuk membantu para petani di wilayah utara, karena ribuan hektar persawahan di tiga kecamatan mengalami kekeringan. Seperti Cabangbungin, Sukatani, dan Sukawangi.
Penyebab dari kekeringan yakni karena adanya penyempitan atau pengumpulan segmentasi sampah di pintu air Sukajaya.
Sehingga, debit air yang mengalir ke wilayah utara tersendat. Maka dari itu, Jhon menyampaikan, dia bersama rekan-rekannya mencoba mengurai sampah yang menumpuk di pintu air Sukajaya.
"Kurang lebih delapan ribu hektar pertanian di tiga kecamatan mengalami kekeringan. Ini salah satu langkah membantu petani, agar debit air bisa bertambah," ujarnya kepada Radar Bekasi, usai membersihkan sampah, Senin (30/8/2021).
Jhon menilai, sampah yang menumpuk itu ada dua bentuk. Pertama berasal dari industri bentuknya cairan. Dan kedua, sampah rumah tangga terdiri dari plastik dan lainnya.
"Air ini kalau untuk pertanian kurang bagus. Itu bisa dilihat dari ekosistem endemik, mulai dari pintu air Sukajaya sampai Penombo, Muaragembong, mayoritas ikan sapu-sapu, memang bisa bertahan di air yang kualitasnya buruk," bebernya.
Pihaknya berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi bisa tegas apabila ada pelanggar yang membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai atau kali.
Kemudian, setiap titik pertigaan sungai itu hendaknya diberi semacam jaring sipon, seperti di Jakarta. Dan segera menertibkan bangunan liar (bangli) di sepanjang Kali Cikarang.
"Pemkab harus tegas menindak pelanggar yang ketahuan membuang sampah. Agar persoalan sampah bisa teratasi," imbuhnya.
Seperti yang dirasakan Kepala Desa Karang Bahagia, Hamdani Atamam, akibat penumpukan sampah dan dangkalnya aliran sungai lahan pertanian di wilayahnya mengalami kekeringan.
Hamdani wilayahnya ini merupakan desa paling ujung. Sehingga aliran irigasinya harus melewati desa-desa lain di Karang Bahagia.
Saat ini, kondisi blok satu dan dua, luas lahan pertanian mencapai 216 hektar. Kemudian, ada sekitar 30 hektar mengalami kekeringan dan sisanya terairi meskipun sedikit lambat.
?Permasalahannya adalah kekeringan di pusat dan debit air sulit diperbanyak, karena berbagai macam faktor. Seperti dangkalnya saluran irigasi, dan tumpukan sampah," terang Hamdani.
Sayangnya, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Khaerul Hamid, belum bisa memberi keterangan perihal penumpukan sampah tersebut, maupun sanksi tegas bagi yang melanggar.
Editor : Fatiha Eros Perdana