Refleksi HUT ke-24 Partai Demokrat: Berlatih Jadi Pemimpin
Bahwa manusia lebih sekedar makhluk yang ingin berkembang biak, dan hidup manusia adalah untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, orang terdekat, masyarakat dan bangsa, juga bagi kebaikan umat manusia di alam raya. Bahkan untuk menjadi khalifah – wakil Tuhan – di bumi. Maka tugas manusia sebagai pemimpin sangatlah berat.
Kemudian, Irwan pun teringat sebuah buku berjudul “Krakatau, ketika dunia meledak 27 Agustus 1883” oleh Simon Winchester, yang belum lama ia baca. Kala itu dunia dihebohkan dengan suara dentuman raksasa, hujan abu menutupi sebagian besar permukaan bumi yang di wilayah tropis membuat cuaca lebih sejuk namun di belahan bumi utara menjadi penyebab anomali iklim, yang mana musim dingin lebih lama yang merusak tanaman pertanian. Hal ini membuat Eropa terancam bencana kelaparan.
Irwan menjelaskan bahwa pewartaan kala itu dibuat dengan sangat rinci, bahkan dahsyatnya suasana letusan gunung Krakatau digambarkan oleh teks-teks singkat telegraf yang dasarnya adalah laporan Residen Lampung dan Residen Banten di masa pemerintahan kolonial Belanda. Para perugas dan pejabat kala itu bekerja dengan dasar ilmu yang mumpuni.
"Yang hendak saya garis bawahi dari cuplikan kisah dalam buku tersebut adalah kemampuan para petugas dan pejabat pemerintahan kolonial dalam menguasai ilmu alam, ilmu ukur, ilmu pemerintahan, ilmu hukum, ilmu sosial, ilmu ekonomi hingga ilmu pertanian dan pengelolaan tanah, bahkan ilmu berkomunikasi secara tertulis," terang Irwan.
Pada era tersebut, sambung putra Kalimantan Timur ini, Pemerintah Kolonial Belanda menerapkan standar yang tinggi bagi para pejabatnya. Seorang pejabat yang menduduki posisi sebagai Residen haruslah orang dengan segudang pengalaman dan latar belakang pendidikan yang mumpuni. Tujuannya bukan semata agar pemerintahan Hindia Belanda lebih kokoh, namun juga memastikan bahwa program kolonialisme berjalan untuk kemajuan ekonomi negeri Belanda kala itu.
Editor : Wahab Firmansyah