40 Balita di Bantargebang Bekasi Terima Manfaat Program Perbaikan Gizi
BANTARGEBANG, iNewsBekasi.id - 40 balita di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, menerima manfaat program pendampingan perbaikan gizi dari Pengurus Pusat (PP) Aisyiyah bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).
Anggota Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Diah Lestari mengatakan program pendampingan ini menyasar balita dengan kondisi stunting, malnutrisi akut atau wasting, serta satu anak terdeteksi tuberkulosis (TBC) dan satu anak lain yang tinggal bersama keluarga penderita TBC.
“Mayoritas orang tua penerima manfaat bekerja sebagai pemulung, sehingga akses mereka terhadap makanan sehat bergizi masih terbatas,” kata Diah, Selasa (23/9/2025).
Ia mengatakan program ini dijadwalkan berlangsung selama dua bulan ke depan dengan pendampingan langsung oleh kader posyandu melalui skema pembagian yakni satu orang kader mendampingi empat balita ataupun keluarga penerima manfaat.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan mencakup edukasi cara membuat menu makanan sehat, pemantauan tumbuh kembang anak serta kunjungan ke rumah keluarga penerima manfaat.
“Program pendampingan ini juga mendapat dukungan pendanaan dari LazisMu dan Dompet Dhuafa,” ucapnya.
Pihaknya berharap pendampingan ini bisa membantu para orangtua untuk mengolah bahan makanan sederhana menjadi menu sehat sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gizi seimbang sehingga angka prevalensi stunting dapat ditekan.
Salah satu ibu rumah tangga penerima manfaat program pendampingan Siti (34) mengatakan selama ini rutin memberikan asupan produk kental manis kepada anaknya sebagai tambahan gizi.
“Setiap hari, saya kasih susu kental manis minimal tiga kali. Saya kira itu sudah cukup buat nutrisi anak saya,” ungkapnya.
Ia mengaku baru mengetahui dari program pendampingan gizi dan kader posyandu ini bahwa kental manis bukan susu, melainkan lebih banyak mengandung gula.
Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Erna Karim mengatakan kesalahan konsumsi kental manis yang masih terjadi di kalangan masyarakat harus dihadapi dengan langsung menjangkau kelompok sasaran. Salah satunya melalui program pendampingan yang digagas Aisyiyah dan YAICI ini.
”Program pendampingan gizi secara langsung akan mempunyai dampak secara langsung. Hal ini sangat efektif dan perlu terus ditingkatkan, karena sasaran susu kental manis adalah kelas menengah bawah yang gagap teknologi,” katanya.
Erna menyebut keterlibatan masyarakat seperti yang dilakukan Aisyiyah dapat menjadi kunci keberhasilan menangani persoalan gizi dan kesehatan. Berbekal kader yang paham kebutuhan komunitas serta mampu membangun kepercayaan, pesan kesehatan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Mereka menjadi jembatan yang menghubungkan informasi dari tenaga kesehatan dan akademisi ke keluarga-keluarga, menciptakan perubahan nyata di komunitas, terutama bagi kelompok yang sulit dijangkau,” tandasnya.
Editor : Abdullah M Surjaya