get app
inews
Aa Text
Read Next : Standar Industri Hijau Kian Ketat, PLN Icon Plus Tawarkan Teknologi yang Bisa Tekan Biaya Energi 50%

Alarm Keras Era Digital: Buku Teknologi Tanpa Tuhan Guncang Intelektual ICMI di Bali

Senin, 08 Desember 2025 | 17:36 WIB
header img
Launching dan Bedah Buku Teknologi Tanpa Tuhan di sela-sela Silaturahmi Nasional (Silaknas) ICMI di Bali. Foto: Ist

BALI, iNewsBekasi.id – Sebuah pernyataan provokatif, "Kita terlalu cepat menciptakan mesin cerdas, tapi terlalu lambat membentuk manusia yang bijak," menjadi inti perdebatan hangat dalam acara Launching dan Bedah Buku Teknologi Tanpa Tuhan di sela-sela Silaturahmi Nasional (Silaknas) ICMI di Bali.

Buku karya Dr. Ismail Rumadan, Ketua Umum Pemuda ICMI sekaligus pengajar hukum dan peneliti BRIN, ini langsung menyedot perhatian akademisi, pemikir Muslim, dan generasi muda.

Dr. Ismail Rumadan menjelaskan bahwa bukunya lahir dari kegelisahan mendalam terhadap laju teknologi yang tak terkendali. Ia menyoroti fenomena di mana kecerdasan buatan (AI) mampu menggantikan pekerjaan manusia, namun pada saat yang sama, manusia kehilangan kemampuan dasar untuk membedakan kebenaran dan sensasi digital.

"Kita telah membangun AI yang bisa menulis puisi dan menggantikan guru, tapi tak lagi mampu membedakan mana yang benar dan mana yang sekadar viral. Ini bukan kemajuan, ini kehilangan arah," tegas Ismail.

Judul "Teknologi Tanpa Tuhan" dipilih secara sengaja untuk menggugah kesadaran kolektif, mengajak pembaca merefleksikan kembali: Apakah euforia digital yang dialami saat ini didasari oleh nilai-nilai spiritual dan etika?

Sorotan Para Pembahas: Bom Intelektual dan Keseimbangan IMTAQ-IMTEK

Dalam sesi diskusi, buku ini mendapat sambutan kritis dan positif dari dua tokoh muda intelektual:

Dr. Asep Kamaludin, M.Si, Wakil Dekan UPN Veteran Jakarta, menyamakan pengalaman membaca buku ini dengan menyelami pemikiran Al-Ghazali di era algoritma. Ia menekankan pentingnya konektivitas manusia dengan Sang Maha Pencipta agar tidak kehilangan arah dalam kondisi apa pun.

Muhammad Zainal Abidin, Ketua Pemuda ICMI Bali, menyebut buku ini sebagai "bom intelektual yang mengguncang zona nyaman berpikir kita." Ia mengakui judulnya menantang dan berpotensi disalahpahami, namun setelah dibaca tuntas, buku ini justru menawarkan kesadaran bahwa ilmu dan agama adalah sekutu abadi yang membawa manusia mengenal Tuhannya.

Secara umum, buku ini dianggap sebagai manifesto spiritual di era digital, yang membumikan warisan pemikiran B.J. Habibie tentang keseimbangan IMTAQ (Iman dan Takwa) dan IMTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Sementara antusiasme peserta, yang tidak hanya berasal dari internal Pemuda ICMI namun juga aktivis mahasiswa dan ormas Islam di Bali, melebihi ekspektasi. Diskusi berlangsung hidup, diwarnai pertanyaan kritis yang menunjukkan pengakuan kolektif bahwa masyarakat modern memang tengah mengalami krisis arah.

Buku "Teknologi Tanpa Tuhan" dinilai wajib dibaca saat ini. Ia bukan sekadar bahan koleksi, tetapi sebuah alarm keras yang mengingatkan bahwa jika manusia terlalu lambat berinovasi spiritual, teknologi akan menjadi terlalu kuat untuk dikendalikan.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut