JAKARTA, iNews,id- Hari lahir PMII atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) genap berusia 62 tahun pada Minggu 17 April 2022 menjadi momentum terus bertransformasi untuk membangun peradaban
Ketua DPR Puan Maharani pun mengucapkan selamat kepada salah satu organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia itu. Ia berharap di umur yang semakin matang, PMII bisa terus membawa kemajuan bagi Indonesia.
"PMII sebagai organisasi mahasiswa harus bisa terus bertransformasi untuk membangun peradaban," kata Puan.
PMII berdiri pada 17 April tahun 1960 di sekolah Muamalat Nahdlatul Ulama (NU) Wonokromo, Surabaya.
Berdirinya PMII disebut-sebut tak terlepas dari peran Bung Karno, kakek Puan Maharani, yang meminta NU mendirikan organisasi mahasiswa.
Bahkan sang proklamator sekaligus Presiden pertama RI itu turut hadir dalam muktamar I PMII pada 1961.
Setengah abad kemudian atau pada 2017, giliran Puan yang hadir di Kongres XIX PMII di Palu, Sulawesi Tengah.
Puan yang saat itu menjabat Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mendampingi Presiden Jokowi membuka kongres.
Puan pun senang PMII masih eksis sampai sekarang.
Ia menegaskan, peran para kaum muda termasuk para mahasiswa memang sangat dibutuhkan untuk membawa negeri ini ke arah lebih baik.
"Oleh karena itu para mahasiswa tidak boleh hanya bersikap pasif, tapi juga harus turut aktif berkontribusi dalam membantu membangun bangsa ini di berbagai bidang," ujar Puan.
Selain itu, Puan juga mengimbau mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PMII terus berkontribusi menjaga persatuan dan kebinekaan Indonesia. Jangan sampai perbedaan yang ada justru membuat Indonesia terpecah belah.
Hal itu sesuai pidato Soekarno dalam kongres pertama PMII pertama di Surabaya.
"Di kongres pertama kali Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, saya menyataken bahwa NKRI adalah harga mati, kalimat dari Sabang sampai Merauke di dalamnya terdapat semangat jiwa yang bersatu padu dalam Sangsaka Merah Putih," demikian pidato Soekarno yang disampaikan secara berapi-api lebih dari setengah abad silam. (*)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta