Pada awalnya, Khrushchev gagal memenuhi permintaan Putra Sang Fajar. Soekarno pun tetap berkomitmen, tak akan berangkat sampai makam Imam Bukhari ditemukan.
Khrushchev memerintahkan anak buahnya mengumpulkan informasi dari para pemuka agama Islam di Samarkand.
Dari situ, Khrushchev mampu mengungkap keberadaan makam Imam Bukhari, meskipun kondisinya sangat tidak terawat.
Dia lalu memerintahkan pasukannya membersihkan dan memugar makam Imam Bukhari hingga tampak indah.
Setelah itu, Soekarno memenuhi janji mengunjungi Moskow dan menyempatkan diri berkunjung ke Samarkand pada 12 Juni 1961.
Dikutip dari Buku Biografi Imam Bukhari karangan Hanif Luthfi yang diterbitkan rumah fiqih publishing disebutkan, Imam Bukhari lahir tepatnya pada 13 Syawal 194 Hijriah atau 21 Juli 810 Masehi di Bukhara atau Buxoro, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun, Uzbekistan.
Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari.
Imam Bukhari wafat pada usia 62 tahun kurang 13 hari pada Jumat malam, bertepatan dengan malam Idul Fitri. Beliau dikebumikan setelah shalat dzuhur pada tahun 256 Hijriah di Desa Khartank yang terletak dekat dengan Samarkand yakni kini dikenal dengan Uzbekistan.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait