Hukuman pancung di Arab Saudi juga dilakukan di tempat umum. Hal ini bertujuan memberi pelajaran kepada masyarakat umum agar tidak bermain-main dengan nyawa orang lain. Hukuman itu membuat masyarakat Arab Saudi sangat berhati-hati jika berurusan dengan nyawa orang.
Abdallah juga mengakui pekerjaan sebagai algojo di Arab Saudi ini juga menurun ke anaknya. Anak pertamanya, Badr, juga sudah dilatih menjadi algojo di Arab Saudi. Badr kini ditempatkan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, sebagai algojo di kota Riyadh.
Kisah Abdallah sebagai algojo Arab Saudi ini memberikan pelajaran bahwa ada pekerjaan yang tidak semua orang bisa melakukannya, salah satunya adalah algojo ini.
Dan pekerjaan sebagai algojo di Arab Saudi juga menjadi pekerjaan yang jarang ada di dunia ini karena tidak sembarang orang bisa menjadi algojo di Arab Saudi seperti Abdallah.
Jika terpidana dimaafkan, maka terpidana harus membayar sejumlah uang pada keluarga korban yang memaafkan dan meminta ganti rugi.
Namun, jika tidak mendapat maaf dari keluarga korban, maka terpidana harus membayarnya dengan nyawanya dengan cara dipancung di depan publik.
Abdallah mengaku tidak merasa aneh ketika akan memancung terpidana mati. Dia tidak merasakan perbedaan terpidana mati baik laki-laki atau perempuan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait