BANDUNG,iNews.id - Herry Wirawan guru yang juga pimpinan pondok pesantren di Kota Bandung mencabuli belasan santriwatinya dengan leluasa.
Hal itu terjadi sejak 2016 dan baru terungkap pada Mei 2021 lalu. Selama lima tahun itulah, Herry leluasa berbuat cabul kepada mereka. Tidak hanya di pesantren dan yayasan yang dikelolanya, Herry pun berbuat cabul di apartemen hingga hotel. Akibatnya, beberapa di antaranya hamil hingga melahirkan.
Bertahun-tahun ditutupi, perilaku bejat Herry akhirnya terbongkar setelah salah seorang santriwati yang baru masuk ke Pondok Pesantren Madani Boarding School di Antapani, Kota Bandung menaruh curiga kepada teman-temannya, terutama sepupunya yang lebih dulu masuk pesantren tersebut.
Hal itu diungkapkan anggota DPR RI, Dedi Mulyadi yang berhasil menemui salah seorang korban kebejatan Herry Wirawan di Kabupaten Garut, akhir pekan kemarin. Bahkan, kata Dedi, informasi tersebut diperoleh langsung dari santriwati yang pertama kali mengungkap kasus itu.
Dedi menjelaskan, awalnya, ada orang tua yang merupakan paman dari salah satu korban mengirimkan putrinya untuk menjadi santriwati di Pondok Pesantren Madani Boarding School.
Ketika berada di pesantren itu, santriwati baru itu menaruh curiga kepada sejumlah rekan santriwatinya di pesantren, terutama pada sepupunya yang sudah lama menjadi santriwati.
"Lalu, santriwati yang baru itu kemudian melaporkan kepada ayahnya untuk mengecek kondisi sepupunya itu. Selanjutnya, sang ayah memberitahukan orang tua santriwati itu terkait kondisi putrinya," ungkap Dedi dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12/2021).
Kemudian, lanjut Dedi, pada Mei 2021, sepupu santriwati yang juga korban itu pulang ke rumahnya di Garut dan langsung diinterograsi oleh orang tuanya. Awalnya, korban tidak mengaku sedang hamil karena takut. Namun, setelah didesak, korban akhirnya mengaku bahwa dia dihamili Herry.
"Korban didoktrin untuk lebih takut pada guru dari pada orang tuanya," imbuh Dedi.
Orang tua korban yang shock mendengar cerita putrinya itu lantas membuat laporan polisi ke Polda Jawa Barat. Menurut Dedi, saat orang tua korban melapor, Herry bahkan masih sempat menelepon korban agar kembali pulang ke pesantrennya.
"Pelaku bahkan sempat mengirim mobil untuk menjemput korban," ujarnya seraya mengatakan bahwa dari situlah awal mula kebejatan Herry terungkap dan baru mulai ramai diberitakan media massa pekan kemarin.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, saat dia menengok para korban, kondisi mereka sudah dalam keadaan baik dan perlahan-lahan bisa menjalani kehidupan normal, meski beberapa di antara mereka memang masih sedikit merasa trauma.
"Rata-rata mereka (para korban) sudah mulai membaik, bahkan mereka ingin kembali lagi ke sekolah," ujar Dedi.
Untuk memenuhi keinginan mereka agar bisa tetap bersekolah, Dedi mengatakan, dirinya siap menjadi orang tua angkat dan siap membiayai semua kebutuhan sekolah mereka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait