JAKARTA, iNewsBekasi.id - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi potensi hujan lebat hingga awal tahun depan 2023. Hal itu pun dianggap sama seperti yang terjadi pada akhir 2019.
Di mana pada periode akhir 2019 hingga 2020, intensitas hujan sangat tinggi di Jabodetabek. Sehingga hujan yang turun terus-menerus tersebut bikin Jakarta lumpuh lantaran banjir di mana-mana dengan berbagai ketinggian.
"Poin yang perlu kami sampaikan justru salah satu alasan kenapa kami gencarkan informasi dan konferensi pers ini dikhawatirkan dapat terjadi seperti itu, semoga tidak," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers secara daring.
Menurut dia, tingginya intensitas hujan di wilayah Jabodetabek, Banteng, hingga NTT saat ini hingga 2 Januari 2023 sebenarnya punya kesamaan pemicu serupa yang terjadi di penghujung 2019.
"Saat itu tingginya intensitas hujan juga dipengaruhi oleh Seruakan Udara Dingin tadi dari dataran tinggi asia, dataran tinggi tibet, sama ya, dengan juga Monsun Asia yang semakin menguat," kata Dwikorita.
Namun, dia mengingatkan, yang membuat kondisi hujan pada akhir 2019 memburuk hingga banjir pada awal 2020 yakni adanya fenomena La Nina yang mana curah hujan semakin meningkat hingga cakupan 70%.
"Jadi sampai menjadi ekstrem ya hujannya, bahkan itu lebih dari ekstrem. Ekstrem itu batasannya 150 ml dalam 24 jam, saat itu sampai 377 ml dalam 24 jam," ujar dia.
"Meski begitu, kondisi La Nina sebetulnya tidak terjadi pada saat ini karena levelnya lebih rendah dan menuju netral", ujar Dwikorita.
Editor : Eka Dian Syahputra