Euis mengatakan bahwa beberapa orang yang awalnya berada di luar tiba-tiba masuk ke dalam restoran. Saat itulah, ia pertama kali merasakan bau gas air mata.
"Namun, seiring berjalannya waktu, kami di dalam restoran juga mulai merasakan bau gas air mata, perih di mata, dan sesak napas. Akhirnya, kami dievakuasi ke bagian belakang restoran yang sedikit lebih aman," tambahnya.
Orang tua yang membawa anak-anak yang sudah menangis mencoba menenangkan buah hati mereka. Semua pelanggan restoran terjebak di dalam selama lebih dari satu jam akibat peristiwa tersebut, hingga akhirnya diizinkan meninggalkan restoran setelah situasi menjadi lebih kondusif.
Euis mengaku bahwa sebelumnya ia sudah mendengar bahwa bentrokan pertama kali terjadi di sore hari di depan Polsek Setu. Namun, ia tidak menyangka bahwa bentrokan tersebut akan kembali pecah di malam hari di lokasi yang berbeda.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait