"Kita menyiapkan kurikulum ini dalam rangka menyiapkan digital talent yang mampu beradaptasi dalam metaverse. Karena perkembangan teknologi tidak dapat kita bendung, pilihannya hanya kita wait and see atau mau jadi player bahkan menjadi leader di dalamnya," kata Prof Adi.
Sementara itu, Presiden FAST 2021-2025 Sri Safitri mengatakan, metaverse merupakan perkembangan teknologi yang dalam waktu dekat akan masif digunakan oleh banyak orang untuk berbagai aktivitas. "Misalnya mengadakan meeting, konser musik, bahkan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di metaverse," jelasnya.
Lebih lanjut, Sri Safitri menyampaikan, pentingnya alumni Universitas Telkom dengan latar pendidikan yang kuat di bidang IT dan digital untuk saling berkolaborasi memberikan kontribusi bagi Indonesia.
"Talenta pengurus FAST yang sudah dilantik ini diharapkan dapat menjadi pionir transformasi digital, serta memberikan kontribusinya tidak hanya bagi almamater Universitas Telkom tapi juga bagi bangsa dan negara bahkan dunia," kata Sri
Safitri.
Direktur Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha mengatakan, dalam menyambut era metaverse, tidak hanya teknologi dan infrastruktur yang harus siap, namun juga dibutuhkan komunikasi, bisnis, kreativitas untuk mampu mewujudkan Metaverse yang memberikan kenyamanan, kemudahan dan ketergantungan.
"Semakin kita masuk ke dalam metaverse maka risikonya akan semakin besar. Dengan semakin besar risiko, disitulah apa yang harus diatur pemerintah melalui regulasi," kata Yudhistira.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait