Chotim Wibowo
Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Bekasi
BULAN Rajab sudah kita lalui beberapa hari. Belum sampai pertengahan, namun sepertinya baru saja pekan lalu itu masuk di bulan mulia, bulan Rajab ini.
Kemuliaan bulan Rajab sudah banyak yang kita dapatkan dari beragai sumber. Salah satunya, pernyataan Rasulullah jika kedatangan Rajab akan membawa kita kepada bulan Sya'ban, dan kemudian Ramadhan.
Kami ingin menyampaikan sisi penting yang disampaikan Rasulullah, selain sisi keutamaan bulan. Memang, jika kemuliaan Rajab, dan Sya'ban, atau bahkan Ramadhan, tak ada yang menyangsikan. Kita dituntut untuk bersiap diri menyambutnya.
Sambutan ini diajarkan oleh Rasulullah melalui doa yang kita panjatkan. 'Allahumma bariklana fi rajaba, wa sya'bana wa balighna Ramadhan'; Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab ini, juga berkahi kami di bulan Sya'ban. Dan sampaikan (umur kami) di bulan Ramadhan.
Makna penting dari doa ini adalah terkait kemuliaan bulan Rajab, juga keistimewaan bulan Ramadhan. Sisi lain, doa ini menyiratkan harapan kepada Allah, agar umur kita dipanjangkan sampai Ramadhan nanti.
Begitu agung dan dahsyatnya Ramadhan itu sehingga tersirat dalam doa yang dipanjatkan Rasulullah.
Di sisi lain, kami ingin menyampaikan satu hal penting dalam doa ini, adalah sisi perjalanan waktu. Sisi pergantian waktu yang terus perjalanan. Begitu pentingnya, sehingga Allah wanti-wanti agar benar-benar memperhatikannya.
Di dalam Alquran, setiap pengingat waktu selalu diwujudkan melalui sumpah. Demi pentingnya mengingat. Kita lihat dalam Surat Adhuha, atau juga Surat Al Ashr.
"Wal Ashri, Demi Masa. Yang mengingatkan pentingnya memperhatikan pergantian waktu ini dengan iman dan taqwa. Jangan main-main," kata KH Jamalullail, guru Almuhaddits pimpinan Pesantren Tahfidz Hadits Fathul Baari Indonesia.
Dalam Kitab Ibnu Katsir, Imam Malik bin Anas mengartikan 'Ashr' dengan jelas menyebutkan waktu Ashar. Artinya, pengingat jika waktu Ashar itu datang maka akan berganti dengan gelap. Perlu persiapan dan bekal dalam menjalani masa setelah gelap.
Demikian pentingnya kesadaran diri akan perjalanan waktu. Sehingga Allah seringkali mengingatkan. Karena, jika kita terlambat sadar, maka hanya penyesalan yang akan kita dapatnya.
Pergi ke negeri akhirat bukanlah seperti ke satu daerah, yang jika kita tak jadi maka akan bisa kembali, atau bisa minta diulang. Tidak bisa. Jika kesadaran itu baru setelah kematian, maka penyesalan yang dalam.
Maka, hal penting lain adalah mari memanfaatkan waktu kita yang masih ada ini, untuk semata-mata beribadah kepada Allah. Kita bekerja, niatkan untuk beribadah dan lainnya.
Di bulan Rajab ini, saatnya yang tepat untuk bertaubat, lalu memperbaiki diri. Demi memanfaatkan waktu yang terus berjalan mendekat ke liang lahat kita. Allahumma bariklana fi rajaba, wa sya'bana, wa balighna Ramadhan.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait