BEKASI, iNewsBekasi.id- Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melepas sebanyak 988 calon PMI ke Korea dan Jepang. Dari ratusan PMI yang mengikuti program G to G tersebut sebanyak 149 PMI akan terbang ke Korea Selatan, dan 309 PMI ke Jepang.
Sementara, sebanyak 530 lainnya merupakan CPMI yang akan melaksanakan orientasi. Kepala BP2MI Benny Ramdhani mengatakan, para ratusan PMI yang dilepas merupakan pahlawan devisa, yang sudah seharusnya diberikan penghormatan saat pelepasan ke negara tujuannya. Untuk itu, dalam pelepasan tersebut langsung dihadiri para duta besar.
"Hari ini jumlahnya cukup besar hampir 900 pekerja dan kehadiran dari Kedutaan Besar Jepang ini semakin memberi keyakinan bahwa pelepasan atau seremonial seperti ini dihadiri oleh orang-orang penting itu akan memberi kebanggaan," kata Benny di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Senin (17/6/2024).
Dalam pelepasan yang dihadiri oleh Minister of Embassy of Japan, Ueda Hajime, Benny menyampaikan harapannya kepada negara Jepang, dimana pihaknya sudah melakukan negosiasi agar pelatihan CPMI bisa disebar ke wilayah Timur Indonesia.
"Jadi tidak hanya tersentralisasi di Jawa untuk memberi kesempatan anak-anak Indonesia ini bisa mendapat peluang yang sama agar mereka bisa meraih mimpi bekerja di Jepang dan Korea," kata Benny.
Di hadapan para duta besar, Benny meminta agar kuota penerimaan PMI di Jepang dapat ditambah. Diketahui, Jepang membuka kuota hingga 350 PMI per tahun.
"Kita minta agar kuotanya ditambah, Jepang setiap tahunnya 350. Kita ingin juga ada penambahan kuota diperbanyak lagi, dan sektor jabatannya tidak hanya careworker dan caregiver / perawat (pekerja kaigo)" jelasnya.
Sektor jabatan di Jepang untuk PMI rencananya juga akan ditambah, karena selama ini hanya membuka dua sektor. Benny menuturkan hal ini tengah dibahas oleh pemerintahan Jepang.
Pendaftar PMI ke Jepang setiap tahunnya juga bertambah, begitu juga dengan Korea. Hampir 100 persen peningkatannya, bahkan Korea sempat flat di angka 7.000 orang. Namun pada 2022, meningkat jadi 14.000 dan pada 2023 menjadi 15.000 orang.
"2024 juga menambah lagi dan Jepang kita minta perluasan sektor dan kuota , tempat latihan juga diperluas agar bisa sampai ke Sulawesi, Kalimantan, dan sebagainya," pungkasnya.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait