Cinta Nabi dan Orang yang Dicintainya

Azhar Azis
Cinta Nabi dan Orang yang Dicintainya Rasulullah ? memiliki kecintaan yang besar terhadap umatnya. Foto/MPI/Ilustrasi.dok

BEKASI, iNewsBekasi.id- Rasulullah memiliki kecintaan yang besar terhadap umatnya, termasuk mereka yang tidak pernah bertemu dengannya tetapi tetap beriman kepadanya. 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, "Aku sangat ingin bertemu dengan saudara-saudaraku." 

Para sahabat bertanya, "Bukankah kami ini saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Kalian adalah sahabat-sahabatku. Sedangkan saudara-saudaraku adalah mereka yang belum datang (hidup) saat ini, tetapi mereka beriman kepadaku meskipun tidak pernah melihatku." (HR. Muslim No. 249, Ahmad No. 9255, dan Ad-Darimi No. 42 – Shahih). 

Hadits ini menjadi bukti kecintaan Rasulullah kepada umat Islam yang datang setelahnya dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam meskipun tidak pernah melihat beliau secara langsung.

Dalam hadits ini, Rasulullah membedakan antara sahabat dan saudara. Sahabat adalah mereka yang hidup di zamannya, melihatnya secara langsung, dan beriman kepadanya. 

Sementara itu, saudara yang dimaksud adalah generasi setelahnya yang tidak pernah melihat Rasulullah tetapi tetap beriman dan mengikuti ajarannya dengan penuh keyakinan. Keimanan mereka lebih kuat karena mereka tidak menyaksikan mukjizat Rasulullah atau mendengar wahyu secara langsung, namun tetap teguh dalam Islam. 

Rasulullah juga bersabda, "Barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia mencintaiku. Dan barang siapa yang mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga." (HR. Tirmidzi No. 2678 – Hasan Shahih, Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman No. 1877, Ibnu Majah No. 103). 

Hadits ini menegaskan bahwa cinta kepada Rasulullah bukan sekadar perasaan, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk mengikuti sunnahnya.

Menghidupkan sunnah Rasulullah berarti memahami, mengamalkan, dan menyebarkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam ibadah, akhlak, maupun kebiasaan sehari-hari. Dengan mengamalkan sunnah, seseorang menunjukkan bukti cinta kepada Nabi, dan sebagai balasannya, ia akan dikumpulkan bersama beliau di surga. 

Hadits ini juga diperkuat dengan sabda beliau, "Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya." (HR. Bukhari No. 3688, Muslim No. 2639, Ahmad No. 10029, dan Abu Dawud No. 5127 – Shahih). 

Hadits ini menjadi kabar gembira bagi para sahabat dan umat Islam. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, "Tidak ada hadits yang lebih menggembirakan kami selain hadits ini." (HR. Muslim No. 2639). 

Para sahabat merasa senang karena meskipun mereka tidak bisa menyamai amal Rasulullah dan sahabat-sahabat utama, mereka masih memiliki harapan untuk bersama beliau di akhirat jika mereka mencintainya dengan tulus. 

Hal ini menunjukkan bahwa kecintaan kepada Rasulullah dapat menjadi jalan untuk memperoleh tempat bersamanya di akhirat. Namun, hadits ini juga mengingatkan agar kita berhati-hati dalam mencintai seseorang. 

Sebagaimana seseorang akan dikumpulkan bersama orang-orang shaleh jika dia mencintai mereka, seseorang juga bisa dikumpulkan bersama orang-orang yang buruk jika mencintai mereka. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, "Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) akan menjadi musuh satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67). Persahabatan yang tidak didasarkan pada ketakwaan akan berubah menjadi penyesalan di akhirat. 

Pada hari kiamat, orang-orang yang menjalin persahabatan berdasarkan maksiat dan kebatilan akan saling menyalahkan dan bermusuhan. Mereka yang saling mendukung dalam dosa dan keburukan akan menyesali hubungan mereka dan saling berlepas diri. 

Hanya persahabatan yang berlandaskan ketakwaan kepada Allah yang akan tetap abadi dan membawa kebahagiaan di akhirat. Orang-orang yang bertakwa akan saling menolong dan berbahagia dalam pertemuan mereka di surga. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berhati-hati dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan agar tidak terjerumus dalam hubungan yang dapat menjauhkan dari agama.

Membangun persahabatan yang berlandaskan ketakwaan adalah salah satu kunci keberuntungan di dunia dan akhirat. Rasulullah juga memberikan perumpamaan tentang teman yang baik dan teman yang buruk dengan mengatakan, "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi akan membuatmu mendapatkan aroma wangi, sementara pandai besi akan membakar pakaianmu atau membuatmu mencium bau tidak sedap." (HR. Bukhari No. 5534, Muslim No. 2628). 

Oleh karena itu, seorang Muslim harus memilih teman yang dapat mengingatkan dan menuntunnya ke jalan yang benar serta menjauhi lingkungan yang dapat menjauhkan dari agama.

Rasulullah juga menjelaskan bahwa orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah bersabda, "Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Thabrani No. 8611 dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, Al-Mu’jam Al-Awsath No. 6192 – Shahih Lighairihi menurut Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah No. 906). 

Hadits ini menegaskan bahwa kecintaan Allah terhadap seseorang tidak hanya diukur dari ibadah ritualnya, tetapi juga dari sejauh mana ia memberikan manfaat bagi orang lain. Orang yang senantiasa membantu sesama, baik dalam ilmu, harta, tenaga, maupun waktu, akan dicintai oleh Allah dan sesama manusia.

Sebagai umat Islam, kita harus berusaha menjadi pribadi yang membawa manfaat bagi orang lain, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja. Kita harus menghindari sifat egois dan tidak peduli terhadap sesama, serta menggunakan potensi yang dimiliki untuk kebaikan. Jika kita memiliki ilmu, gunakan untuk mengajarkan. 

Jika memiliki harta, gunakan untuk berbagi. Jika memiliki tenaga, gunakan untuk membantu sesama. Dengan demikian, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga mendapatkan cinta Allah dan Rasulullah di akhirat. 

Semoga kita semua menjadi bagian dari umat yang dicintai oleh Rasulullah dan dikumpulkan bersamanya di surga. Aamiin.
 

Editor : Wahab Firmansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update