Cuitan Hensa pun menuai beragam reaksi dari warganet. Banyak yang mempertanyakan lambannya penegakan hukum terhadap kasus ini dan mencurigai adanya upaya mencari kambing hitam untuk melindungi pelaku utama.
“Heran saya, menangkap koruptor kok susah ya? Padahal identitasnya jelas, nama perusahaannya ada. Kenapa tidak bisa seperti mengusut jaringan narkoba, di mana satu pelaku tertangkap, lainnya bisa dikembangkan?” tulis pengguna X @Bangrudi81 pada 7 Maret 2025.
Senada dengan itu, pengguna X @Om_HME menyinggung pola serupa dalam kasus korupsi lainnya. “Sama seperti kasus pagar laut, di mana cuma sekelas kades yang diproses. Mungkin kasus Pertamina juga sedang mencari kepala SPBU atau Pertashop yang mau dikorbankan,” tulisnya pada 8 Maret 2025.
Sebelumnya, Hensa telah menyoroti dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga yang merugikan negara hingga Rp 193 triliun per tahun. Ia mengingatkan agar perhatian publik tidak teralihkan oleh dinamika politik yang berkembang.
“Ini kasus besar dengan dampak luar biasa. Jangan sampai perhatian kita terpecah gara-gara isu politik,” tegasnya.
Hensa pun kembali mengingatkan bahwa pengalihan isu semacam ini bisa menjadi strategi untuk melindungi para pelaku utama.
“Kalau masyarakat lengah, mereka bisa lolos. Kita harus terus menekan agar hukum berjalan dan para dalang di balik kasus ini terungkap,” pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
