“Kami coba lobi kalau bisa wasitnya tempat yang lebih netral seperti Australia, Jepang, China, atau bahkan Eropa,” sambungnya.
Erick menuding ada pihak-pihak yang berusaha mengambil keuntungan dengan cara yang bisa merugikan Timnas Indonesia. Hal itu mencakup pengaturan jadwal yang tidak menguntungkan hingga pembatasan jumlah suporter Garuda.
“Tekanan terus tinggi. [Putaran] sebelumnya tuan rumah netral, sekarang sudah ditentukan tuan rumahnya. Jadwal pertandingan juga [sebelumnya] ditaruh pukul 6 sore, tapi kami kirim surat protes dan Alhamdulillah disetujui," jelas Erick.
“Suporter juga dibatasi jumlah kecil. Hal-hal seperti ini yang kami antisipasi hal-hal yang bisa merugikan kami, salah satunya wasit itu,” pungkasnya.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
