Bagaimana cara bertegur sapa anak-anak jaman dulu dengan orang tua/ guru yang selalu menjaga akhlak dan sopan santun menjadi poin positif bagi anak- anak bangsa pada zaman dulu.
Hal ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari harapan dari para pendiri bangsa bahwa manusia Indonesia harus menjadi manusia yang senantiasa berkarakter baik dalam situasi dan kondisi apapun berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan YME.
Karakter Anak Bangsa Kini
Karakter anak bangsa saat ini menunjukkan gambaran yang kompleks, tantangan berupa kemerosotan moral, krisis identitas, dan pengaruh negatif media sosial dan berbagai penyalahgunaan obat- obat terlarang( NAPZA) yang semakin tak terbendung.
Kini, banyak yang menghawatirkan penurunan nilai- nilai moral seperti kejujuran, toleransi, pragmatisme yang berlebihan, walaupun beberapa tren positif seperti peningkatan kesadaran akan pendidikan karakter dan kemauan untuk bersaing, nilai-nilai positif seperti religius, kreatif dan cinta tanah air masih ada dan menjadi fokus didunia pendidikan saat ini.
Keprihatinan terhadap penurunan nilai moral, yang terlihat dari maraknya kasus seperti korupsi dan kejahatan, kecenderungan untuk meniru hal-hal negatif, khawatir akan lunturnya nilai-nilai budaya, sehingga terjadi krisis identitas yang lebih dalam.
Era digital juga membawa tantangan berupa tekanan dari media sosial dan potensi perilaku yang tidak terkendali. Sikap pragmatisme menjadi tantangan tersendiri dimana ada kecenderungan untuk fokus pada keuntungan jangka pendek, sehingga mengesampingkan karakter dan akhlak mulia.
Saat ini bagaimana anak- anak remaja kita mengalami kemerosotan moral seperti penyimpangan perilaku seperti rendahnya sensitifitas terhadap lingkungan sekitar/ sikap cuek, seks bebas, penggunaan narkoba, kekerasan, serta sikap kurang sopan seperti mencoret-coret yang tidak pada tempatnya atau kurangnya rasa berterima kasih. Perilaku ini menunjukkan penurunan nilai dan norma dalam masyarakat, baik pada individu maupun kelompok.
Kita kini melihat generasi muda kita akan rendahnya sensitifitas terhadap lingkungan sekitar/cuek, Seks bebas terjadi saat ini ditandai dengan meningkatnya perilaku seksual pranikah, terutama di kalangan remaja, yang didorong oleh faktor seperti kurangnya edukasi seksual, pengaruh media sosial, serta lemahnya pengawasan dari lingkungan sekitar.
Dampaknya meliputi risiko tinggi penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV, gonore, dan klamidia, serta dampak negatif pada kesehatan mental seperti stres, depresi, dan rendahnya harga diri, kehamilan di luar nikah, dan aborsi pada remaja.
Penyalahgunaan narkoba dan miras yang dapat memicu tindakan kriminal seperti pencurian, tawuran atau perkelahian antarsiswa, perilaku bullying atau perundungan, pembangkangan terhadap orang tua atau guru, tindakan curang dan pencurian, ketidaktoleran terhadap perbedaan, penggunaan bahasa yang tidak baik atau kasar, pengabaian terhadap aturan yang berlaku di masyarakat dan kurangnya rasa terima kasih yang dianggap dapat merusak hubungan sosial.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
