JAKARTA, iNews.id - Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan pada Agustus lalu, sejumlah kampus dan sekolah di Afghanistan akhirnya aktif kembali.
Meski begitu, sejumlah kebijakan baru mulai diterapkan. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah pemisahan barisan kursi untuk siswa pria dan perempuan di sekolah dengan tirai.
Pemisahan itu terjadi salah satunya di Universitas Avicenna, Kabul, Afghanistan. Di sana, barisan kursi untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan tirai atau gorden berwarna abu-abu.
Sebelum segregasi dipraktikkan, baik siswa perempuan maupun laki-laki bisa memilih tempat duduk manapun yang tersedia di kelas atau tetap dipisahkan namun tanpa pemasangan tirai.
"Memisahkan kami dengan tirai itu tidak bisa diterima. Saya benar-benar merasa tidak nyaman ketika memasukki kelas. Rasanya seperti kembali ke masa dua puluh tahun yang lalu," ungkap salah satu pelajar di Universitas Kabul.Anjila (21), dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, (6/9/2021).
Seperti dikatakan di atas, pemisahan barisan kursi siswa perempuan dan laki-laki dengan tirai baru salah satu contoh kebijakan saja.
Taliban dikabarkan sudah menyebar dokumen panduan operasional sekolah ke berbagai institusi pendidikan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan mana saja di sekolah yang perlu diubah.
Salah satu kebijakan dalam dokumen tersebut adalah kewajiban menggunakan hijab untuk siswa perempuan. Selain itu, pemisahan gerbang masuk untuk siswa perempuan dan pria. Terakhir, guru perempuan hanya boleh mengajar murid perempuan.
"Siswa perempuan diminta belajar di ruangan terpisah atau di ruangan yang sama asal dipisahkan menggunakan tirai," bunyi dokumen terkait.
Taliban, per berita ini ditulis, belum memberikan komentar resmi apapun soal dokumen yang beredar.
Meski begitu, salah seorang pejabat senior Taliban, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan pemisahan barisan krusi siswa perempuan dan pria dengan tirai sangatlah masuk akal.
Editor : Aditya Nur Kahfi
Artikel Terkait