JAKARTA, iNewsBekasi.id - Sebagian orang dan kelompok pemuja akal teny pernah bertanya mengenai Zat Allah, Tuhan pencipta semesta alam. Berikut alasan kenapa kita (manusia) dilarang memikirkan zat-Nya.
Dalam Hadis, Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam berpesan agar kita tidak sekali-kali memikirkan tentang Zat Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu secara marfu menyebutkan bahwa Nabi bersabda:
تفكَّروا فِي الْخَلْقِ وَلَا تُفَكِّرُوا فِي الْخَالِقِ، فَإِنَّهُ لَا تُحِيطُ بِهِ الفِكْرة
Artinya: "Pikirkanlah tentang makhluk dan janganlah kalian memikirkan tentang Khaliq (Pencipta), karena sesunguhnya Dia tidak dapat diliput oleh pemikiran."
Dalam riwayat lain, beliau bersabda:
تَفَكًّرُوْافِىْ آيَاتِ اللَّهِ وَلَا تَفَكَّرُوْافِى اللَّهِ فَإِنَّكُمْ لَمْ تُقَدِّرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ
Artinya: "Pikirkanlah kekuasaan-kekuasaan Allah dan janganlah kau pikirkan Zat-Nya. Sesungguhnya kamu tak akan mampu memikirkan hakikat-Nya." (HR Ibnu Hibban)
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
Artinya: "Dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)." (QS An-Najm: Ayat 42)
Berkenaan dengan ayat ini, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh memikirkan tentang Tuhan."
Al-Bagawi mengemukakan, setan datang kepada seseorang di antara kalian, lalu mengatakan (membisikkan kepadanya), "Siapakah yang menciptakan ini dan siapakah yang menciptakan ini?" Hingga akhirnya setan mengatakan: "Siapakah yang menciptakan Tuhanmu?"
Apabila sampai kepada seseorang di antara kalian hal tersebut, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dan menghentikannya.
Akal Menjadi Terguncang
Editor : Eka Dian Syahputra