SAAT becengkrama dengan wartawan di Gedung DPR/MPR, seorang wakl rakyat mengeluhkan berbagai praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum pemerintah.
Mulai dari yang dibungkus dengan sumbangan sukarela, uang lelah dan sebagainya.
Seorang wartawan yang gemas mendengar cerita wakil rakyat itu langsung menimpali, "Begituan sih bukan cuma dilakukan oknum pemerintah.DPR juga," katanya.
"Bentar dulu bung," kata dia menimpali omongan si wartawan itu.
Saking banyaknya pungutan itu sampai sampai kami harus menggunkan isyarat khusus. Makanya, kata dia, tak heran kemudian muncul beberapa istilah.
Katanya, suatu hari di sebuah komisi DPR ada raoat kerja. Yang datang kebetulan bukan manterinya.
Karena menteri berhalangan hadir, maka diutuslah dirjen mewakilinya. Di tengah rapat berlangsung dia melontarkan beberapa pengalamannya menghadapi aneka macam pungutan di kantornya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta